TEMPO Interaktif, Batam - Kapal asing melintas di perairan Selat Malaka sebanyak 200 unit per hari atau 63.000 kapal tiap tahun. Namun pemanduan kepal itu dilakukan pihak asing yakni Singapura dan Malaysia, sedangkan pihak Indonesia tidak memperolah apa-apa.
Padahal di perairan Selata Malaka, alur lalu lintas kapal tersebut 80 persen masuk alur wilayah pelayaran Indonesia. Untuk itu pihak Pelabuhan Indonesia ( PT.Pelindo ) minta agar ada pemandu kapal asing dari Indonesia. Tujuannya untuk minta jatah pemanduan sesuai dengan perairan yang dilalui merupakan wilayah perairan Indonesia. " PT.Pelindo harus terlibat," kata juru bicara PT.Pelindo, A. Jauhari kepada Tempo, Minggu (11/10) melalui telepon genggamnya.
Untuk mengetahui alur tersebut, pihak PT.Pelindo melalukan inspeksi di perairan Selat Malaka. Dalam inspeksi tersebut turut serat Komisaris PT. Pelindo, Kolonel Marinir ( Purn ) Barzuweh, Direktur Utama, Harry Sutanto dan sejumlah pejabat PT.Pelindo lainnya. Jauhari mengatakan, dari 63,000 kapal asing yang melintas di Selat Malaka, 10 persennya adalah kapal tanker yang mengangkut minyak mentah 11 juta barrel tiap hari.
Pihak PT.Pelindo akan melakukan pemanduan bagi kapal yang melintas di Selat Malaka sepanjang 48 mil laut nuai dari Pulau Hiu Kecil di Karimun Kepulauan Riau hingga ke perairan Nongsa , Batam. Uji coba penerapan pemanduan di Selat Malaka dan Singapura yang disebut initial to implement the voluntery pilotage serivces in the Strait of Malaka and Singapore akan dilaksanakan beberapa bulan ke depan. Uji coba ini untuk memperoleh pengakuan dari Internasional Maritime Organization yang merupakan syarat utama untuk melakukan aktivitas pemanduan.
Pemanduan itu kelak sepanjang 245 mil laut. Jalur yang dipandu adalah sepertiga panjang Pulau Sumatera dengan titik kordinat 01°12' 50" Utara , 103°12' 42" Timur hingga 01° 13' 30" Utara dan 104° 01' 00" Timur. Indonesia, Malaysia dan Singapura tergabung dalam Forum Tripartite Technical Expert Group ( TTEG ) dan diawasi 30 negara pantai di dunia, dan forum ini diakui oleh International Maritime Organization ( IMO ). Diharapkan dengan terlibatnya PT.Pelindo dalam hal pemanduan di perairan Selat Malaka, akan menambah devisa Negara. Sayang, Jauhari tidak menyebut berapa nilai devisa Negara yang akan diperoleh. Yang jelas, katanya, ada masukkan bila dibandingkan selama ini hanya jadi penonton.
RUMBADI DALLE