TEMPO Interaktif, Bandung - Gempa tektonik berkekuatan 7,3 skala richter yang terjadi Rabu (2/9) sore tadi memporakporandakan 13 desa di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Ratusan bangunan--termasuk Puskesmas, sekolah, rumah warga--rusak dan rubuh, aliran listrik padam, puluhan orang luka berat dan ringan.
"Sementara tercatat tujuh orang meninggal akibat tertimpa reruntuhan," kata Camat Pangalengan Haris Taufik di Puskesmas Pangalengan Rabu (2/9) malam.
Ia menjelaskan kerusakan dan jatuhnya korban luka hampir merata di 13 desa. "Tapi yang paling parah adalah kondisi di Desa Pangalengan, Margamukti, Margamulya, juga Sukaluyu,"katanya.
Menurut catatan Kecamatan, lima korban tewas, dua diantaranya Balita, warga Desa Pangalengan. Sedang dua lagi warga Desa Margamukti. Adapun di Desa Margamulya hampir 60 persen bangunan rusak dan di Desa Pulosari hampir 40 persen.
Haris menambahkan, posko kesehatan dan pertolongan untuk korban luka dengan tenaga dokter sementara ini dipusatkan di halaman Puskesmas Pangalengan. Bangunan dalam Puskesmas sendiri tampak porak-poranda dihantam gempa. "Kami juga sudah memerintahkan supaya ada tenaga medis dan dokter Puskesmas yang stand by di desa-desa," tandas Haris.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mengatakan mayoritas korban meninggal dan luka-luka adalah akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
"Mereka rata-rata menderita luka patah tulang dan luka terbuka sobek kulit," katanya saat meninjau ke Puskesmas Pangalengan. "Sebagian korban dirujuk antara lain RS Al Ihsan (Bale Endah Kabupaten Bandung)."
ERICK P HARDI