Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ulil Abshar Abdalla: Pengawasan Ceramah Perlu

image-gnews
.
.
Iklan
UlilTEMPO Interaktif, Jakarta -  “Saya meletakkan Islam pertama-tama sebagai sebuah ‘organisme’ yang hidup; sebuah agama yang berkembang sesuai dengan denyut nadi perkembangan manusia. Islam bukan sebuah monumen mati yang dipahat pada abad ke-7 Masehi, lalu dianggap sebagai ‘patung’ indah yang tak boleh disentuh tangan sejarah.”

Alinea itulah yang membuka tulisan Ulil Abshar Abdalla bertajuk “Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam” dan dimuat di Kompas, 18 November 2002. Tulisan Ulil, ketika itu dia Koordinator Jaringan Islam Liberal, memantik reaksi keras dari sebagian kelompok Islam. Forum Ulama Umat Islam, misalnya, mengetuk palu fatwa mati bagi menantu KH A. Mustofa Bisri, pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Thalibien, Rembang, itu.

Empat tahun “menghilang” ke Amerika Serikat, Ulil pulang ke Indonesia dan melempar kejutan: dia mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam Muktamar Ke-32, Januari mendatang. Menurut Ulil, Nahdlatul Ulama sudah berubah dan saatnya dipimpin orang yang lebih muda. “Tentu dengan dukungan kiai-kiai senior,” katanya.

Kepada para senior di Nahdlatul Ulama ini, Ulil juga siap menjelaskan berbagai pendapatnya yang dianggap kelewat liberal. Dia mengatakan pikiran dan kritiknya selama ini sebenarnya tak diarahkan ke Nahdlatul Ulama, tapi dialamatkan ke kelompok-kelompok radikal di Indonesia.

Menjelang buka puasa Kamis pekan lalu, di Teater Utan Kayu, Jakarta, kandidat doktor dari Universitas Harvard, Amerika, ini membeberkan pandangannya soal Islam radikal, Nahdlatul Ulama, dan kehidupan keberagamaan di Amerika kepada Sapto Pradityo, Yos Rizal Suriaji, Yophiandi, dan Irfan Budiman.


Apa modal Anda maju sebagai calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama?

Bukannya sombong, saya rasa modal saya memadai. Saya punya pendidikan pesantren yang baik, mengaji fikih sesuai dengan hierarki pesantren, punya pemahaman kitab kuning cukup baik. Saya lulus dari LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) dan punya pendidikan Barat. Saya juga lahir dari keluarga NU dan berkiprah di NU cukup lama.

Untuk maju sebagai ketua umum, bukankah perlu restu kiai, seperti kiai Langitan, Tebuireng, dan Asembagus? Bagaimana penerimaan pesantren-pesantren itu terhadap Anda?
Saya memang baru pergi ke Asembagus, Situbondo. Itu pun baru ketemu beberapa kiai. Tapi, insya Allah, saya bisa mendapat restu pesantren-pesantren itu. Memang ada yang beranggapan saya punya pikiran terlalu bebas. Tapi saya yakin mereka bisa paham kalau saya jelaskan.

Sebagian kalangan NU merespons negatif Jaringan Islam Liberal. Ini jelas tak menguntungkan pencalonan Anda.
Pencitraan negatif itu datang dari luar NU dan merembes ke NU. Saya ingin mengubah citra itu. Pikiran dan kritik saya selama ini sebenarnya tak diarahkan ke NU, tapi dialamatkan ke kelompok-kelompok radikal di Indonesia. Bagi saya, liberal juga bukan berarti bebas tanpa batas. Saya akan berusaha mendekatkan ide-ide saya dengan bahasa NU. Di NU sendiri sebenarnya banyak sekali tradisi liberal. Dalam kasus bunga bank, misalnya, tak ada keputusan final bahwa bunga bank termasuk riba yang haram. Ada tiga pendapat di NU.

Apa yang perlu direformasi di tubuh NU?
Menurut saya, NU ke depan bukan hanya milik muslim tradisional. Tantangannya adalah bagaimana mendekatkan NU ke kelas menengah kota dan bagaimana berhadapan dengan kelompok radikal. Diaspora kaum muda NU juga sudah sedemikian luas, tak hanya di pedalaman, tapi juga di kota-kota besar. Jumlah mereka besar. Banyak juga yang bersekolah hingga ke berbagai negara, dari Mesir, Saudi, Pakistan, hingga Inggris dan Amerika. Ini yang harus diperhatikan NU di masa depan. Dan saya kira untuk merangkul mereka dibutuhkan pemimpin muda (tertawa).

Bagaimana Anda melihat kecenderungan NU yang kerap tergiur terjun ke politik?
Itu memang masalah besar. Aura partai memang merusak langgam NU. NU memang sulit berpisah dengan politik karena, sebagai ormas besar, bobot politiknya juga besar sekali. Idealnya sih kiai memang tidak berpolitik. Seperti kata Arief Budiman, mereka harusnya menjadi cendekiawan di atas angin. Tapi okelah, tantangan ke depan, bagaimana NU menempatkan diri secara proporsional.


Soal terorisme dan kelompok radikal yang sering menjadi kritik Anda. Aksi teror belakangan marak lagi di Indonesia. Bagaimana sebetulnya memahami ideologi terorisme mereka?

Fenomena terorisme itu kompleks sekali. Tapi faktor utamanya ideologi. Dan ideologi tak bisa diindoktrinasikan kalau tak ada kondisi sosial politik yang kondusif. Ini bisa ditelusuri dari awal abad ke-20, sejak pendirian Ikhwanul Muslimin di Mesir oleh Hassan al-Banna pada 1928. Mulanya mereka tak radikal, tapi kemudian semakin radikal sejak 1950-an ketika ditekan dan aktivisnya banyak ditangkap pemerintah Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser. Salah satu ideolog yang paling berpengaruh adalah Sayyid Qutb. Saat di dalam penjara, sekitar 1954, Qutb menulis pamflet Ma'alim fi'l Tariq atau Rambu-rambu di Jalan. Tulisan ini menjadi inspirasi bagi aktivis muslim di berbagai negara untuk melakukan perubahan radikal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ideolog lainnya?
Tokoh lain adalah Syed Abul A'ala Maududi, wartawan dan pemikir Islam dari Pakistan. Dia banyak sekali menulis buku dan pamflet dalam bahasa Urdu. Salah satunya Al-jihad fi'l Islam pada pertengahan 1930-an. Dalam pamflet itu, dia mengajukan penafsiran ulang atas doktrin jihad yang baru sama sekali. Semula jihad di kalangan ulama Islam dimaknai sebagai doktrin defensif. Di kalangan Nahdlatul Ulama, misalnya, jihad dipahami bahwa kalau negara atau tanah Islam diserang oleh umat nonmuslim, umat Islam berhak membela diri. Salah satu contoh jihad defensif ini, ketika pada akhir 1940-an Belanda melancarkan agresi pertama, pendiri NU, Kiai Hasyim Asy'ari, menyerukan resolusi jihad melawan Belanda di Jawa Timur.


Seperti apa jihad versi Maududi?

Maududi memaknai jihad sebagai perang ofensif yang sah. Artinya, umat Islam boleh berdakwah dengan cara perang. Qutb juga bilang, kalau orang-orang lain di luar Islam tak mau menerima kebenaran Allah, mereka boleh diperangi. Nah, tafsir itu yang menginspirasi anak-anak muda bergairah kembali mempelajari Islam, terutama setelah revolusi Iran pada 1979. Mereka mengharapkan kebangkitan Islam melalui revolusi baru yang dapat mengubah tatanan dunia melawan dominasi Amerika Serikat.


Siapa lawan mereka sebenarnya: zionis, Amerika, negara Barat, atau kafir?

Lawan utama mereka adalah kafir. Makanya mereka memakai konsep Darul Islam, negara di mana Islam dijalankan, dan Darul Harb, negara tempat Islam dimusuhi. Pembagian seperti itu menjadi pembenaran mereka mengumandangkan perang terhadap negara lain yang dianggap memusuhi Islam. Amerika dianggap sebagai ikon musuh Islam, melambangkan sekularisme, sementara Amerika sendiri melakukan petualangan berbahaya seperti mendukung Israel, menjatuhkan Taliban, dan menginvasi Irak.


Berbeda dengan Ikhwanul, bukankah Al-Qaidah tak mengkampanyekan pendirian negara Islam?

Fokus mereka saat ini memang mengusir pasukan kafir dan salibis dari tanah-tanah Islam: Irak, Afganistan, Indonesia. Tapi cita-cita akhir mereka jelas, yakni mendirikan negara Islam. Tokoh Al-Qaidah, Ayman al-Zawahiri, berasal dari Mesir, dipengaruhi tokoh Ikhwanul, terutama Qutb. Menurut Qutb, walaupun umat Islam saat ini membaca syahadat, menjalankan salat, dan membayar zakat, Islam mereka tak berarti apa-apa karena hanya menjalankan ritual formal Islam. Mereka hidup di era jahiliyah. Tugas umat Islam saat ini, kata Qutb, mengislamkan kembali orang Islam dan menumbangkan rezim sekuler.


Ada yang mengatakan terorisme berakar pada persoalan ekonomi. Menurut Anda?

Itu analisis yang dipaksakan. Sebab, kalau diteliti bahasa dan retorika mereka, tak ada indikasi sedikit pun mereka peduli pada masalah kemiskinan. Bagi mereka, masalah kemiskinan, kesenjangan sosial, dan urusan duniawi hanya urusan remeh-temeh.


Walaupun kemudian dibantah, polisi berniat mengawasi ceramah di masjid. Apakah Anda setuju?

Pengawasan memang perlu, tapi tak perlu diungkap ke publik. Kelompok ini kan tidak banyak, jadi yang diawasi tidak setiap masjid seperti zaman Orde Baru. Yang diawasi hanya kelompok yang ditengarai terkait dengan jaringan teroris. Masjid NU, Muhammadiyah, atau Betawi tak usah diawasi. Tapi kalau polisi mau mengawasi semua masjid, ya, harus ditentang.


Polisi juga memeriksa Jemaah Tabligh. Apa benang merahnya dengan kelompok radikal?

Jemaah Tabligh sama sekali tak ada hubungannya dengan gerakan radikal. Ciri-ciri kelompok radikal itu sangat khas, yakni doktrin jihad dengan kekerasan. Dalam Jemaah Tabligh, tak ada ajaran seperti itu.


Bagaimana dengan ide deradikalisasi teroris? Apakah mungkin?

Ada dua bentuk. Pertama terhadap mereka yang sudah terpapar ideologi ini. Program seperti ini sudah pernah dilakukan negara seperti Mesir dan Yaman. Orang-orang yang pernah bergabung dengan organisasi radikal dengan metode kekerasan, tapi kemudian bertobat, dipakai pemerintah Mesir untuk menyadarkan rekan-rekannya. Cara ini ada hasilnya. Polisi Indonesia sepertinya juga sudah memakai metode ini. Yang kedua adalah melindungi orang-orang yang belum terkena ideologi tersebut. Ulama muslim perlu membuat tafsir tandingan supaya orang tidak terpukau dengan doktrin jihad kekerasan.


Anda sudah empat tahun di Amerika Serikat. Apakah fobia terhadap Islam di sana masih ada?

Saya tak pernah mengalami pengalaman yang menyakitkan. Setelah peristiwa 11 September, memang muncul fobia terhadap Islam, tapi usaha untuk memahami Islam juga besar sekali. Peristiwa 11 September seperti berkah di balik bencana. Setelah kejadian itu, orang-orang berminat mempelajari Islam. Kursi studi Islam di perguruan tinggi laku. Buku-buku tentang Islam laris sekali, walaupun buku anti-Islam juga laris. Misalnya Robert Spencer, yang menulis buku-buku anti-Islam, seperti The Invasion of Islam, jadi perbincangan dan sering jadi narasumber di kanal Fox. Tapi kanal televisi utama seperti CNN, PBS, dan NBC malah mempromosikan pemahaman terhadap Islam.


Tak pernah mengalami gangguan?

Sama sekali tidak. Istri saya mengenakan jilbab, bekerja sebagai juru masak. Teman-temannya beragama Yahudi, Katolik, dan Protestan, dari Venezuela, Israel, dan Jepang. Mereka malah bersimpati kepada istri saya. Mereka bilang, “Anda pakai jilbab, tapi tidak merasa terhalang bersosialisasi dengan kami.” Anak saya juga kalau bulan puasa berpuasa. Gurunya berusaha sebaik mungkin menjelaskan soal puasa kepada murid yang lain dan mengajarkan toleransi terhadap ritual muslim. Saat saya mengundang tetangga apartemen, yang tak satu pun muslim, untuk buka puasa bersama, saya terkejut tetangga saya yang Kristen hari itu ikut puasa untuk menghormati saya.

Bagaimana pengalaman di Harvard?

Suatu kali ada tuntutan dari beberapa muslimah yang tak nyaman berolahraga bersama laki-laki. Mereka minta diberi waktu khusus fitness. Universitas Harvard mengabulkannya. Memang ada yang memprotes keputusan itu, tapi universitas jalan terus.

---

Riwayat Hidup

Lahir: Pati, Jawa Tengah, 11 Januari 1967

Pendidikan:
- Pondok Pesantren Mansajul 'Ulum, Cebolek, Kajen, Pati
- Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang
- Sarjana, Fakultas Syari'ah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab, Jakarta (1993)
- Master, Perbandingan Agama, Boston University, AS (2007)
- Kandidat Doktor, Near Eastern Languages and Civilizations, Harvard University, AS


Pekerjaan:

- Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama, Jakarta
- Direktur Program Indonesian Conference on Religion and Peace
- Koordinator Jaringan Islam Liberal
- Direktur Freedom Institute, Jakarta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Rupiah Tergelincir, Analis: Perputaran Besar saat Ramadan dan Idul Fitri Tak Mampu Membendung Dolar AS

20 jam lalu

Karyawan menunjukkan uang pecahan 100 dolar Amerika di penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa 16 April 2024, Nilai tukar rupiah tercatat melemah hingga menembus level Rp16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah libur Lebaran 2024. Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terjadi seiring dengan adanya sejumlah perkembangan global saat libur Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
Rupiah Tergelincir, Analis: Perputaran Besar saat Ramadan dan Idul Fitri Tak Mampu Membendung Dolar AS

Rupiah tergelincir 76 poin atau 0,47 persen menjadi Rp16.252 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.176 per dolar AS.


Aryaduta Menteng: Membagikan Kebahagiaan dan Kebersamaan dalam Momentum Ramadan

1 hari lalu

Manajemen Aryaduta Menteng berbuka puasa bersama anak-anak panti asuhan dari Yayasan Nurul Iman Jafariyah
Aryaduta Menteng: Membagikan Kebahagiaan dan Kebersamaan dalam Momentum Ramadan

Aryaduta Menteng tidak hanya menjadi sebuah hotel, tetapi juga sebuah tempat yang mampu menyatukan beragam kalangan untuk berbagi kebahagiaan.


Besok Puncak Arus Balik Lebaran di Bandara Soekarno-Hatta

3 hari lalu

Penumpang menunggu kedatangan pesawat di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa, 9 April 2024. Pada H-1 Hari Raya Idul fitri 1445 H, terminal keberangkatan domestik nampak mulai lengang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Besok Puncak Arus Balik Lebaran di Bandara Soekarno-Hatta

Besok diprediksi bakal menjadi puncak arus balik Lebaran di Bandara Soekarno-Hatta.


Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

3 hari lalu

Ilustrasi pengikut Islam Aboge. Dok TEMPO/Budi Purwanto
Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

Jemaah Islam Aboge di Banyumas baru merayakan lebaran pada Jumat, 12 April 2024, sehari setelah Idul Fitri yang ditetapkan Kemenag. Siapakah mereka?


Keutamaan Puasa Syawal, Pahala 6 Hari Puasa Setara Puasa Setahun

5 hari lalu

Ilustrasi berbuka puasa. Shutterstock
Keutamaan Puasa Syawal, Pahala 6 Hari Puasa Setara Puasa Setahun

Umat muslim yang melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari akan mendapatkan pahala setara puasa setahun.


'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

5 hari lalu

Opor ayam merupakan salah satu makanan wajib yang harus ada di perayaan Idul Fitri. Berikut resep opor ayam mudah dan enak yang bisa dibuat di rumah. Foto: Canva
'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.


Sebelum Meninggal, Babe Cabita Sempat Minta Dibangunkan untuk Iktikaf di RS

6 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@babecabiita
Sebelum Meninggal, Babe Cabita Sempat Minta Dibangunkan untuk Iktikaf di RS

Kakak mendiang Babe Cabita mengungkapkan kondisi adiknya selama dirawat di rumah sakit sebelum meninggal.


Ucapan Selamat Idul Fitri Kepala Negara mulai Jokowi hingga Joe Biden

6 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu dengan Presiden AS Joe Biden saat melakukan pembicaraan mengenai keamanan regional dan transisi energi ramah lingkungan, di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, AS, 14 November 2023. Jokowi meminta kepada Biden untuk berbuat lebih banyak untuk menghentikan
Ucapan Selamat Idul Fitri Kepala Negara mulai Jokowi hingga Joe Biden

Preisden Jokowi hingga Presiden Amerika Serikat Joe Biden ucapkan selamat Idul Fitri kepada umat muslim seluruh dunia. Ini kata mereka.


Ribuan Warga Indonesia Laksanakan Salat Idul Fitri di KBRI Bangkok

7 hari lalu

Ribuan masyarakat Indonesia melaksanakan solat Idul Fitri 1445 H di lapangan sepak bola KBRI Bangkok, Thailand, Rabu, 10 April 2024. ANTARA/HO-KBRI Bangkok
Ribuan Warga Indonesia Laksanakan Salat Idul Fitri di KBRI Bangkok

Ribuan masyarakat Indonesia melaksanakan salat Idul Fitri 1445 H di lapangan sepak bola Kedutaan Besar RI di Bangkok, Thailand pada Rabu 10 April 2024


Sri Mulyani: Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa karena...

7 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara buka bersama di Aula AA Maramis  Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat pada Selasa, 2 April 2024. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Sri Mulyani: Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa karena...

Sri Mulyani mengatakan bahwa Idul Fitri tahun ini terasa istimewa.