TEMPO Interaktif, Pamekasan - Gabungan Pengusaha Rokok Madura (Gaperma) Pamekasan, Madura, tidak takut bila seluruh petani Madura benar-benar berhenti total menanam tembakau tahun depan.
"Kalau petani tidak tanam tembakau, bukan pengusaha yang rugi," kata Ketua Bidang Perekonomian Gaperma Pamekasan, Haji Anam, Sabtu (29/8).
Anam mengaku sempat mendengar isu pemogokan massal tanam tembakau itu. Alasannya, karena harga beli tembakau yang murah pada dua musim tanam terakhir. Sehingga petani mengalami kerugian besar.
Menurut dia, murahnya harga beli tembakau bukanlah karena ada unsur kesengajaan dari pengusaha rokok. Sebaliknya, karena kwalitas tembakau Madura berada di bawah standar yang diinginkan perusahaan rokok. "Kalau kwalitas jelek, masa mau dihargai mahal," jelasnya.
Ia menjelaskan, saat ini stok tembakau milik para pengusaha masih banyak, sehingga bila petani mogok selama dua tahun berturut-turut, produksi rokok akan tetap berjalan seperti biasa. "Tembakau yang diproduksi di gudang saya, itu tembakau yang dibeli tahun 2005," ungkapnya.
Sebenarnya, Anam melanjutkan, ada solusi yang tepat untuk mengatasi banyaknya tembakau petani yang tidak terbeli. Yaitu Pemerintah Kabupaten Pamekasan membuat gudang penyimpanan tembakau sendiri. Kemudian, tembakau yang ada ditawarkan kepada pengusaha. "Pasti kami beli, kami tetap butuh tembakau," katanya.
MUSTHOFA BISRI