INFO NASIONAL - Ketua MPR Bambang Soesatyo yang juga dosen tetap Pascasarjana Universitas Pertahanan RI (Unhan) menuturkan pentingnya keamanan kawasan dalam hubungan atau kerja sama antara negara.
Kawasan yang aman, ucap pria yang lazim disapa Bamsoet, akan mendukung stabilitas ekonomi maupun politik negara-negara yang berada dalam kawasan tersebut. Sebagai contoh ASEAN dan Uni Eropa.
“Sebaliknya, kawasan yang penuh konflik akan mengancam keamanan nasional di dalamnya, seperti konflik nasional dan regional di Timur Tengah yang berkepanjangan," ujar Bamsoet saat memberikan kuliah 'Sistem Politik dan Masalah Regional-Nasional Kontemporer', Pascasarjana Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Fakultas Keamanan Nasional, Unhan, secara daring, di Jakarta, Kamis, 26 September 2024.
Situasi konflik, Bamsoet melanjutkan, berarti merupakan ancaman terhadap kemanan kawasan. Kondisi ini dapat membawa dua sisi. Pertama, mengganggu keamanan kawasan tersebut. Namun di sisi sebaliknya, bisa jadi menciptakan kerja sama kawasan untuk menghilangkan ancaman tersebut.
Karena itu, korelasi keduanya menuntut negara-negara di kawasan untuk mengkompromikan kepentingan nasional masing-masing ke dalam kepentingan kawasan.
"Ada empat kriteria ancaman terhadap keamanan nasional yaitu ancaman balance of power contest, grass fire conflicts, intra state conflicts dan transnational threat,” tutur Bamsoet.
Pertama, balance of power contest berarti muncul ancaman karena adanya keinginan antara negara-negara di kawasan untuk menguasai aspek-aspek tertentu. “Keinginan tersebut menyebabkan masing--masing negara saling berlomba dalam memenangkan kepentingannya dan tidak menempuh upaya kerja sama," kata Bamsoet.
Selanjutnya grass re conicts adalah ancaman yang berupa konflik yang terjadi antarnegara karena permasalahan-permasalahan lokal. Pada umumnya, konflik ini didorong oleh permasalahan mendasar yang memang sudah ada dan menjadi sengketa. Seperti, permasalahan politik, ekonomi, dan etnis yang melibatkan banyak isu di masing--masing negara.
Ketiga, intra state conicts yaitu ancaman kawasan yang berupa konflik internal di suatu negara tertentu di dalam satu kawasan. Konflik tersebut memiliki potensi untuk mempengaruhi hubungan dengan negara lain yang memiliki hubungan tidak langsung terhadap konflik. Misalnya, konflik etnis minoritas di satu negara di mana etnis tersebut justru menjadi etnis mayoritas di negara yang lain. Contohnya etnis Rusyin sebagai minoritas di Ukraina, tetapi mayoritas di Rusia.
"Keempat, transnational threats. Ancaman ini tidak berasal dari isu keamanan tradisional seperti layaknya ketiga ancaman sebelumnya. Ancaman keempat ini merupakan konflik yang berasal dari masalah lingkungan, ketidakadilan ekonomi, politik, sosial, kesehatan dan juga isu-isu migrasi. Ancaman ini tidak selalu memerlukan penanganan secara militer. Tetapi jika tidak segera ditangani akan mengancam kawasan secara keseluruhan, tidak hanya satu negara saja," tutur Bamsoet. (*)