TEMPO Interaktif, Jakarta - Budayawan WS Rendra wafat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok pada Kamis (6/8) pukul 22.00 WIB. Penyair yang dijuluki Burung Merak ini meninggal karena komplikasi penyakit yang dideritanya. Pria yang lahir di Solo, Jawa Tengah pada 9 November 1935, akan disemayamkan di rumahnya Kelurahan Cipayung, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.
Menurut Putu Wijaya, Rendra merupakan seorang pelopor, pejuang, pelaku, pencipta dan pendobrak dalam teater, sastra. “Bahkan kehidupan sosial dan politik di Indonesia,” kata Putu yang mengetahui kabar wafatnya Rendra dari televisi.
Rendra, kata Putu yang pernah berguru teater kepada almarhum, memberikan ilmunya. Dia juga sahabat yang bisa diajak bercanda sekaligus musuh yang menjadi sparing partner berlatih yang membuat murid dan teman-temannya selalu terpacu meningkatkan diri.
Rendra pernah berkata kepada Putu Wijaya. “Murid yang baik adalah yang mampu naik ke atas kepala gurunya.” Jadi, tambah Putu lewat telepon kepada Koran Tempo, Rendra adalah sosok yang unik, khas, total, otentik dan tidak akan pernah tergantikan.
Karya dan jasanya adalah monumen yang tak hanya dihormati di dalam tapi juga di luar negeri. “Kepergian Rendra meninggalkan banyak pemikiran, karya dan tindakan yang akan terus memberikan kita inspirasi untuk tidak menyerah,” kata Putu Wijaya, pemimpin Teater Mandiri yang masih menahan kesedihan.
UNTUNG WIDYANTO