TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto, menyinggung orang-orang pintar yang hanya bisa melakukan podcast saja. Ia mengaku agak jengkel dengan siniar yang membahas keretakan hubungannya dengan Presiden Jokowi.
"Agak jengkel, tapi biar sajalah, biar sajalah. Kalau ada yang enggak mau move on, ya biarlah, enggak apa-apa. Kami enggak mau terpancing," kata Prabowo ketika berpidato pada acara Kongres ke-6 Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Kempinski, Jakarta dipantau dari Youtube PAN TV, Sabtu 28 Agustus 2024.
Prabowo sebelumnya mengklaim, mengerahkan segala upaya untuk membantu masyarakat miskin sebagai menteri pertahanan. Ia mencontohkan, ketika ada masyarakat kesulitan air, ia langsung mencari solusi untuk menyelesaikannya.
"Ketika ada rakyat susah air, saya kerahkan tim. Kita cari air dan beri air untuk rakyat susah air. Itu mengatasi kesusahan rakyat," kata
Ia lantas membandingkan dengan orang pintar yang hanya bisa melakukan podcast dan duduk di bawah Air conditioner (AC). "Bukan duduk di AC, duduk di podcast. Omon-omon," kata Prabowo.
Prabowo menyebut, pembahasan podcast itu kerap menyinggung dirinya. Podcast itu disebut lebih mengenal Prabowo ketimbang dirinya sendiri.
"Dia lebih tahu pak Prabowo mikirnya begitu dari pada saya gitu. Kadang-kadang kalau aku mau tahu apa si yang Prabowo berpikir. Aku cari podcast itu. Dia lebih tahu dari aku," kata Prabowo.
Setelah berbicara seperti itu, Prabowo mengatakan tak bisa terlalu keras bicara mengenai podcast karena ada banyak wartawan. "Ini wartawan banyak ya, jadi enggak bisa terlalu keras aku bicara ya, enggak boleh ya. Gus, enggak boleh, Gus. Gus Miftah, enggak boleh ya, harus sopan," kata Prabowo.
Namun, ia kemudian menyinggung soal isu dirinya dan Jokowi yang dinilai tak harmoni. Prabowo mengaku sedikit jengkel dengan adu domba tersebut. "Kami enggak mau terpancing," kata Prabowo.
Tempo sudah mencoba menghubungi Dahnil Anzar Simanjuntak untuk bertanya podcast apa yang dimaksud. Namun, ia belum merespons Tempo.
Sabtu 24 Agustus 2024, Podcast Bocor Alus Politik Tempo, membahas Putusan MK dan Keretakan Jokowi dan Prabowo. Dalam podcast itu, tim Bocor Alus mengundang Rocky Gerung dan Dosen Hukum UGM, Zainal Arifin Mochtar.
Sementara itu, Istana Kepresidenan mengatakan isu keretakan Jokowi dan Prabowo merupakan politik adu domba. Staf Khusus Presiden Juri Ardiantoro mengatakan kabar itu merupakan upaya mengganggu agenda keberlanjutan pemerintahan.
“Politik adu domba itu politik usang. Sangat tidak disukai oleh masyarakat kita. Jadi, berhentilah membangun narasi dan spekulasi yang bersifat pecah belah kita sebagai bangsa,” kata Juri dalam keterangan tertulis pada Senin, 26 Agustus 2024.
Dalam keterangannya, Juri tidak menyebutkan pihak mana yang membangun narasi dan spekulasi pemecah belah Jokowi dan Prabowo. Namun Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ini menyebut ada pihak yang merangkai informasi, peristiwa, dan kejadian yang terjadi belakangan ini.
Pilihan Editor: Bocor Alus Tempo di UGM: Ganjar Pranowo Minta Maaf Jokowi Melenceng di Ujung Kuasa
Daniel A Fajri berkontribusi dalam tulisan ini