INFO NASIONAL - Ketua MPR RI ke-16 sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menekankan bahwa memasuki usia kemerdekaan Indonesia yang ke-79, tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin rumit dan beragam. Menurutnya, tantangan-tantangan ini perlu disikapi secara serius oleh seluruh elemen bangsa, dengan menempatkan keadilan sosial sebagai landasan utama dalam kebijakan negara.
"Keadilan sosial sebagai nilai fundamental Pancasila harus melandasi semua kebijakan dan perilaku penyelenggara negara, baik dalam bidang politik, ekonomi, hukum, maupun keamanan dan sosial budaya," ujar Bamsoet dalam Sidang Tahunan MPR 2024 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024.
Pada kesempatan tersebut, hadir pula Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, serta sejumlah tokoh nasional seperti Ketua DPR RI Puan Maharani dan Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti. Kehadiran para pemimpin partai politik, pimpinan lembaga negara, serta para menteri Kabinet Indonesia Maju turut menegaskan pentingnya momentum Sidang Tahunan ini dalam menyikapi tantangan yang dihadapi bangsa.
Bamsoet menyoroti masih adanya ketimpangan dan ketidakadilan yang dirasakan oleh berbagai elemen masyarakat. Meskipun Indonesia telah berkembang secara ekonomi, ia menekankan bahwa kesejahteraan, keadilan, dan kedamaian harus dirasakan merata di seluruh negeri, dari Sabang hingga Merauke.
"Rakyat kita mengharapkan agar pemerintah dapat menghadirkan kebijakan yang memperhatikan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di garis depan perjuangan melawan kemiskinan dan ketidakadilan," tegas Bamsoet.
Selain masalah sosial, Ketua DPR RI ke-20 ini juga menyinggung ancaman terhadap ketahanan pangan akibat berbagai faktor seperti perubahan iklim dan stagnasi produksi di sektor pertanian. Ia mendorong agar Indonesia segera menyiapkan strategi besar untuk menciptakan "kedaulatan pangan," yang tidak hanya mengandalkan impor bahan pangan dari luar negeri.
"Untuk menghindari risiko krisis pangan di masa yang akan datang, kita perlu menyiapkan strategi besar untuk menciptakan ‘kedaulatan pangan’ Indonesia, bukan sekedar ‘ketahanan pangan,’" kata Bamsoet.
Lebih lanjut, Bamsoet juga menyoroti perlunya penguatan ketahanan keamanan siber di Indonesia, menyusul berbagai insiden peretasan data yang terjadi. Ia mengusulkan pembentukan matra ke-IV Tentara Nasional Indonesia (TNI) berupa Angkatan Siber, guna menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks di era digital ini.
"Sudah saatnya Indonesia segera mempersiapkan pembentukan matra ke-IV TNI dengan menghadirkan Angkatan Siber, untuk memperkuat tiga matra yang sudah ada, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara," jelasnya.
Bamsoet juga menambahkan bahwa dalam bidang energi, Indonesia berkomitmen menekan emisi gas rumah kaca melalui transisi energi ke sumber energi baru dan terbarukan. Menurutnya, strategi hilirisasi industri yang telah dilakukan selama ini mulai menunjukkan hasil positif, terutama dalam meningkatkan nilai investasi dan ekspor nikel Indonesia.
"Strategi hilirisasi industri sudah memberikan hasil positif berupa nilai investasi pada industri pengolahan mineral yang meningkat pesat, yang membuat Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar nomor satu di dunia," pungkas Bamsoet. (*)