TEMPO.CO, Jakarta - Nama Bahlil Lahadalia hampir dipastikan akan menjadi Ketua Umum Golkar menggantikan Airlangga Hartato. Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Golkar Dito Ariotedjo mengklaim ada aspirasi di internal partai yang menginginkan Bahlil Lahadalia menjadi Ketua Umum Golkar.
"Ya memang kami sudah mendengar aspirasi ini mengerucut ke namanya Bang Bahlil," kata Dito saat ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Selasa, 13 Agustus 2024
Menurut Dito, kemungkinan Bahlil akan terpilih menjadi ketua umum cukup besar lantaran sedari awal Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memiliki kedekatan dengan Airlangga Hartarto.
Kedekatan tersebut dinilai Dito dapat memudahkan Bahlil jika nantinya terpilih menjadi Ketua Umum Golkar. "Ya pastinya itu merupakan senior (Airlangga) dan junior (Bahli), dan pak Airlangga juga pastinya akan membimbing dan mengkader bang Bahlil kan bang Bahlil juga bersama Golkar sudah sejak lama," jelas Dito.
Lebih lanjut, Dito menjelaskan penentuan ketua umum akan ditentukan DPP Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-11. Di dalam munas tersebut akan dibahas siapa saja tokoh yang akan mencalonkan diri menjadi ketua umum. Bahkan, kemungkinan untuk memilih ketua umum jalur aklamasi juga akan ditentukan dalam munas tersebut. Hampir dipastikan Bahlil menjadi calon tunggal lantaran Pelaksana tugas Ketua Umum Golkar Agus Gumiwang menyatakan tak akan maju di pemilihan ketua umum.
Sinyal kuat Bahlil akan memimpin partai beringin juga disampaikan Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilihan Umum atau Bappilu Partai Golkar Idrus Marham. Idrus mengklaim dukungan kepada Bahlil telah disampaikan sekitar 34 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar di seluruh wilayah Indonesia. Menurut dia, dukungan penuh untuk mencapai 38 provinsi hanya tinggal menunggu waktu saja. "(Provinsi) yang lain itu menyusul. Hanya masalah teknis," ujarnya.
Lebih lanjut, mantan Menteri Sosial itu menyebut dukungan sederet DPD Golkar kepada Bahlil sudah dimuat secara resmi dalam bentuk surat. "Dukungannya mencalonkan Bahlil sebagai ketua umum. Mengganti Airlangga," tuturnya.
Mulusnya pencalonan Bahlil disebut-sebut karena mendapat karpet merah dari Istana. Namun, Presiden Joko Widodo membantah cawe-cawe internal Golkar. "Tidak ada," ujar Jokowi di IKN pada Senin, 13 Agustus 2024.
Majalah Tempo pada Maret lalu pernah menulis soal upaya Bahlil merebut Golkar dan ingin Munas dipercepat. Kepada Politikus Golkar Agung Laksono, Bahlil mengatakan telah mengantongi restu Jokowi untuk menjadi calon ketua umum. Laporan lengkapnya bisa baca di dalam artikel berjudul "Ketika Jokowi Ingin Menguasai Partai Golkar".
Sebelumnya, Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya pada Ahad, 11 Agustus 2024. Dalam video, Airlangga menjelaskan alasan dia mundur karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga dalam video tersebut.
Namun, beberapa sumber menyebut mundurnya Airlangga lantaran ditekan sejumlah kasus yang menyeretnya seperti kasus CPO, Ketua DPP Partai Golkar Meutya Hafid mengklaim keputusan mundur Airlangga tanpa paksaan. "Keputusan beliau dibuat secara pribadi tanpa paksaan," ucapnya dalam konferensi pers di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, pada Ahad, 11 Agustus 2024.
Adapun Bahlil mengklaim tak tahu urusan kepengurusan Golkar. "Saya enggak tahu ya, saya betul kader Golkar tapi sekarang kan bukan pengurus DPP, jadi saya tidak tahu apa yang terjadi di sana,” kata Bahlil saat memberikan keterangan pers di Istana Garuda, IKN, Senin,12 Agustus dikutip dari Antara.
Savero Aristia Wienanto| Daniel A. Fajri |Aisyah Amira Wakang| Antara