TEMPO.CO, Jakarta - Eks Penjabat Bupati Nduga Namia Gwijangge berkisah tentang wilayah yang disebutnya perlu perhatian khusus. Terlebih, Nduga adalah wilayah rawan konflik. Ia menjelaskan, ada dua potensi konflik yang terjadi di sana.
"Pertama konflik sosial dari masyarakat itu sendiri, yang kedua dari TNI-Polri dan TPNPB (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat)," kata Namia seusai diberi rekomendasi untuk maju di Pilkada Kabupaten Nduga oleh Partai Gelora, Senin, 12 Agustus 2024.
Ia mengatakan, selama menjabat sebagai penjabat bupati pada periode 2022-2023, menjadi tantangan tersendiri untuk ikut meredam konflik wilayah. Dan jika terpilih, Namia mengatakan akan berkoordinasi dengan semua pihak untuk menyelesaikan konflik tesebut.
"Kami akan koordinasi (jika terpilih) dengan semua pihak, baik masyarakat maupun kelompok yang sedang mengganggu biar tidak ada gangguan lagi. Mereka juga bisa bergabung ke masyarakat untuk melakukan pembangunan biar tidak ada keributan sana-sini. Berbagai hal dan pendekatan akan kami lakukan," ujar dia.
Namia mengatakan, dalam Pilkada nanti, pihaknya kemungkinan hanya akan melawan satu pasangan calon atau paslon. "Jadi ada dua pasangan saja yang akan bertanding di Nduga. Lawan saya dari pengusungan Demokrat dan NasDem," ucap dia.
Namia mencatat selain soal konflik, masih ada berbagai permasalahan di Nduga yang harus mendapatkan perhatian khusus seperti pendidikan, kekurangan air bersih, listrik hingga pelayanan kesehatan yang kurang, bahkan akses wilayah.
"Pendidikan dasar yang harus kami benahi karena akibat konflik yang berkepanjangan membuat anak-anak generasi di sana banyak yang tidak mendapatkan secara baik," ujarnya.
Sementara untuk pelayanan kesehatan di sana juga disebut masih minim. Warga Nduga, kata dia, harus pergi ke Timika, Wamena atau Jayapura untuk memperoleh layanan pendidikan. Padahal akses mobilitasnya hanya bisa ditempuh menggunakan pesawat.
"Infrastuktur di sana kami juga perlu membangun jalan antar kampung dan distrik karena akses sulit. Karena salah satu akses di sana hanya melalui udara, tidak ada jalan darat," kata dia.
Menurut Namia, di Nduga masyarakat masih banyak yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Padahal hal ini berpengaruh mendapatkan layanan kesehatan seperti BPJS maupun bantuan sosial. Kekurangan air bersih begitu sangat dirasakan warga Nduga, Namia bercerita warga biasanya menadah air hujan untuk dipakai kegiatan sehari-hari.
Jika Namia terpilih, dia berusaha membereskan hal itu. Dia juga berencana menghimpun masyarakat untuk mengelola pertanian dan peternakan maupun tambak ikan. "Ada potensi daerah yang sangat luar biasa tapi tidak di kelola. Karena kalau bahan pokok dikirim dari Jawa biasanya memakan waktu berbulan-bulan sampai di sana masyarakat makan tapi gizinya tidak ada," tutur dia.
Pilihan Editor: Poster Gibran Gantikan Airlangga Jadi Ketua Umum Beredar, Golkar Yogya: Itu Bentuk Pelecehan