TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo disebut pantas mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono yang menyebut beberapa nama yang pantas maju mencalonkan diri sebagai ketua umum (ketum) partai menggantikan Airlangga.
"Ya di situ ada Agus Gumiwang, ada Bambang Soesatyo, yang artinya (keduanya) adalah pengurus-pengurus Partai Golkar, di DPP sekarang ya. Kemudian, ada juga pengurus lainnya, ada Pak Bobby, ada Pak Firman Soebagyo, banyak yang bisa jadi dipilih dari dalam pengurus," kata Agung, Ahad, 11 Agustus 2024, seperti dikutip dari Antara.
Terlepas dari usulannya itu, dia menegaskan bahwa semua tergantung pada pilihan yang disepakati saat Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar setelah Airlangga mundur.
Ia menjelaskan bahwa rapat pleno pada hari Selasa, 13 Agustus 2024, untuk menentukan jadwal munas atau musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) dan Plt Ketum.
Berdasarkan catatan Tempo, Bambang Soesatyo pernah menyatakan siap maju mencalonkan diri menjadi ketua umum Golkar.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI yang akrab disapa Bamsoet ini mengaku tidak sempat ikut kontestasi ketua umum sebelumnya. Dia beralasan terpaksa tidak ikut pencalonan ketum sebelumnya demi menjaga keutuhan Partai Golkar.
"Bukan merebut, saya masuk gelanggang untuk bertarung menjadi Golkar satu (ketum). Saya 5 tahun lalu, saya belum punya kesempatan untuk masuk gelanggang, karena saat saya melihat, untuk menjaga keutuhan partai, menarik diri dari pencalonan, memberikan jalan kepada Pak Airlangga, untuk memimpin terus Partai Golkar," kata Bamsoet lewat keterangan tertulisnya, Sabtu, 6 Juli 2024,seperti dikutip dari Tempo.
Lantas, siapa sebenarnya Bambang Soesatyo alias Bamsoet itu? Berikut profilnya.
Profil Bamsoet
Dilansir dari Tempo, sebelum menjabat Ketua MPR RI, Bamsoet menduduki jabatan sebagai Ketua DPR RI periode 2018-2019. Pria kelahiran Jakarta, 10 September 1962 ini sudah bergabung di Partai Golkar sejak 1992. Namun ia baru berhasil duduk di Senayan pada 2004.
Bamsoet lantas menduduki Komisi III DPR RI. Namanya melambung saat muncul skandal bailout Bank Century yang disinyalir merugikan negara senilai Rp 6,7 triliun. Saat itu ia menjadi panitia khusus yang menyelidiki skandal Bank Century.
Pada pemilu 2014, Bamsoet terpilih kembali menjadi anggota DPR RI untuk periode 2014-2019 dari daerah pemilihan yang sama, yakni Jawa Tengah VII. Kemudian ia ditunjuk oleh Partai Golkar untuk menjadi sekretaris Fraksi Partai Golkar. Di kepengurusan partai, Bamsoet menjadi Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar periode 2014-2016.