Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Puluhan Warga Terserang Muntaber di Cianjur, Satu Meninggal

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Cianjur - Sedikitnya 58 orang warga Desa Girimukti dan Girijaya, Kecamatan Pasir Kuda, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diduga terjangkit wabah muntaber. Mereka mengalami dehidrasi disertai muntah-muntah sejak Sabtu (1/8) malam. Bahkan, satu dari puluhan orang korban tersebut meninggal dunia.

Belum diketahui persis penyebab wabah penyakit yang menyerang puluhan warga di dua desa tersebut. Sebab, hingga saat ini hampir seluruh korban masih ditampung di Balai Desa Girijaya dengan fasilitas seadanya. Dan sebagian lagi mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Pagelaran dan Puskesmas Pembantu (Pustu) Girijaya, Kecamatan Pasir Kuda.

Informasi yang berhasil dihimpun Tempo, Minggu (2/8), menyebutkan peristiwa langka yang cukup menggemaparkan itu terjadi pada Sabtu (1/8) malam sekitar pukul 20.30 WIB. Sejumlah warga dalam waktu bersamaan secara serentak mulai mengalami muntah-muntah. Peristiwa tersebut tak hanya menyerang satu desa saja. Puluhan warga di desa yang jaraknya masih berdekatan, pun mengalami hal serupa.

Kepala Desa Girijaya Adang Ruswandi membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurut dia, berdasarkan hasil pendataan sementara, jumlah korban dari dua desa akibat terjangkit wabah muntaber itu tercatat kurang lebih sebanyak 58 orang. “Di Desa Girijaya jumlah korban tercatat ada sebanyak 51 orang. Sedangkan di Desa Girimukti sebanyak tujuh orang,” tutur Adang melalui telepon selulernya, Minggu (2/8).

Bahkan, lanjut Adang, salah seorang korban bernama Sukinah, 52 tahun, warga Kampung Rawalawe Desa Girijaya, meninggal dunia, diduga akibat kekurangan cairan. Korban meninggal pada Minggu (2/8) sekitar pukul 11.00 WIB, setelah mendapat perawatan intensif. “Korban meninggal rencananya akan dimakamkan hari ini juga,” tambah dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adang belum bisa menyimpulkan faktor penyebab wabah yang menyerang puluhan warga di dua desa itu. Hanya saja, katanya, kemungkinan besar akibat beberapa faktor. “Ada tiga kemungkinan yang menjadi faktor penyebab serangan wabah ini. Bisa dari faktor perubahan cuaca. Bisa juga dari air sungai Cibingbin, Cigombong, dan Cimahpar yang biasa dipergunakan warga. Atau bisa juga dari tanaman sayuran milik mereka yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Tapi ini baru perkiraan saja. Sebab untuk memastikannya harus melalui pemeriksaan intensif dari tim medis,” terang Adang.

Saat ini, sejumlah korban yang mayoritas warga Desa Girijaya itu masih ditampung di balai desa. Sedangkan sebagian lagi mendapat perawatan di Pustu Girijaya dan dilarikan ke Rumah Sakit Pagelaran. “Korban yang dilarikan ke RS Pagelaran tercatat sebanyak 15 orang. Sementara korban lainnya masih berada di bale desa dan Pustu Girijaya,” kata Adang.

DEDEN ABDUL AZIZ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Chelsea Olivia Keracunan Makanan di Hotel hingga Berat Badan Turun 2 Kilogram

11 Januari 2022

Chelsea Olivia. Foto: Instagram/@chelseaoliviaa.
Chelsea Olivia Keracunan Makanan di Hotel hingga Berat Badan Turun 2 Kilogram

Chelsea Olivia keracunan makanan setelah menyantap sarapan di hotel saat liburan bersama keluarganya ke Bali.


Puluhan Emak-Emak Muntaber Keracunan Makanan di Bogor

12 November 2018

Ilustrasi pasien menebus obat resep. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Puluhan Emak-Emak Muntaber Keracunan Makanan di Bogor

Puluhan emak-emak warga Kampung Cicopong RT 02 RW 03, Desa Cigudeg, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, mengalami keracunan makanan.


Habis Kenduri, 60 Orang Muntah-muntah dan Diare  

19 Januari 2014

Ilustrasi Keracunan
Habis Kenduri, 60 Orang Muntah-muntah dan Diare  

Dalam satu bungkus tersebut berisi tumis kacang, opor ayam, dan acar mentimun kuning.


Seratusan Korban Muntaber di Cigudeg Masih Dirawat

28 Agustus 2009

Seratusan Korban Muntaber di Cigudeg Masih Dirawat

Karena fasilitas yang terbatas, jika hendak ke kamar mandi, korban terpaksa harus menunggu bergiliran pasen lainnya. Sebab hanya ada satu kamar mandi yang bisa dipergunakan.


Muntaber Serang Maluku Tenggara Barat

1 Februari 2008

Muntaber Serang Maluku Tenggara Barat

Empat balita di Desa Kandar, Kecamatan Selaru, meninggal dunia karena tidak dapat tertolong. Sedangkan di Desa Adaut, dari 30 orang yang terserang muntaber, empat balita meninggal dunia.


Muntaber Ditetapkan Sebagai KLB di Situbondo

1 Oktober 2007

Muntaber Ditetapkan Sebagai KLB di Situbondo

Setelah menyerang ratusan orang dalam sepekan terakhir, Dinas Kesehatan Kabupaten Sitobondo, Jawa Timur menetapkan status kejadian luar biasa muntaber di daerah ini. Sampai Senin (1/10) ini sedikitnya 247 orang di empat kecamatan terserang penyakit ini.


Situbondo KLB Muntaber

30 September 2007

Situbondo KLB Muntaber

Pejabat Kepala Dinas Kesehatan Situbondo, dr Akhmad Khuznul menetapkan kabupaten itu berada dalam satatus Kondisi Luar Biasa (KLB) penyakit mutah dan berak (muntaber). Status ini ditetapkan setelah penyakit itu menyerang ratusan warga di 4 kecamatan dalam sepekan terakhir.


Penyakit Muntaber Serang Warga Cianjur dan Bogor

27 Oktober 2006

Penyakit Muntaber Serang Warga Cianjur dan Bogor

Hingga Kamis, 70 orang atau hampir 75 persen dari total pasien yang mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Cianjur merupakan pasien yang terkena muntaber.


Banten Desak Pemerintah Perjelas Wilayah Kepulauan Seribu

12 Juni 2006

Banten Desak Pemerintah Perjelas Wilayah Kepulauan Seribu

kalau pemerintah pusat hendak melakukan perbaikan tata ruang Ibu Kota Negara dengan cara merevisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Ibu Kota Negara, maka yang lebih tepat di revisi itu adalah Undang-undang Nomor 19 tahun 1992 tentang Tata Ruang Wilayah Nasional.


Letusan Kecil Semeru Akibatkan Hujan Abu

12 Juni 2006

Letusan Kecil Semeru Akibatkan Hujan Abu

Tekanan gas mencapai tinggi 25 meter hingga 50 meter di atas bibir kawah dengan jumlah letusan asap sebanyak 105 kali per jam.