TEMPO.CO, Jakarta - Airlangga Hartarto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Ia berujar keputusan itu berdasarkan dari berbagai pertimbangan. Salah satunya untuk menjaga keutuhan partai.
Airlangga berpesan Golkar dapat terus mengawal demokrasi. Sebab, bagi dia, partai politik adalah pilar demokrasi di Indonesia. "Kita harus memastikan bahwa demokrasi kita terus berjalan dari satu generasi ke generasi berikutnya," ucapnya melalui video pada Ahad, 11 Agustus 2024.
Sejauh ini, kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu, Golkar telah menjadi kebanggaan baik dari anggota maupun kader. Selama 60 tahun, Golkar telah membuktikan kiprahnya sebagai kekuatan terdepan demokrasi di Indonesia.
"Di dalam Pemilu Legislatif 2024, kita telah bersama-sama menaikkan pencapaian partai kita dengan merebut 102 kursi DPR RI, serta ratusan, bahkan ribuan kursi Parlemen di berbagai tingkat pemerintahan dari Sabang sampai Merauke," kata dia.
Ia mengatakan Golkar telah mengucurkan keringat dan tekad bersama bahkan saat Pemilihan Presiden untuk periode 2024-2029. "Kita juga berhasil memberikan kontribusi besar dalam kemenangan pasangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Raka Buming Raka," ujarnya.
Airlangga mengatakan keputusan dia mengundurkan diri guna memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat. Airlangga adalah Ketua DPP Golkar periode 2009-2015.
Pada 2017, dia terpilih kembali menjadi Ketua Umum Golkar hingga 2024. Sesuai dengan jadwal, proses pergantian ketua umum partai beringin itu seharusnya dilakukan lewat pelaksanaan Musyawarah Nasional Golkar, yang berlangsung pada Desember 2024 mendatang.
Namun, itu menyatakan pengunduran dirinya terhitung sejak Sabtu malam, 10 Agustus 2024. "Maka dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar," ucapnya.
Pilihan Editor: Cara Jokowi Mengatur Siapa yang Menjabat Ketua Umum Golkar