TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengingatkan calon pekerja migran cermat dan berhati-hati agar tidak menjadi korban perdagangan orang. Risma menyampaikan pesan itu di hadapan 18 korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Risma berharap mereka bisa kritis dan banyak bertanya mencari informasi mengenai segala macam persyaratan dan konsekuensi bekerja di luar negeri. Langkah ini penting agar terhindar dari penipuan praktik-praktik ilegal.
"Jika kalian ingin bekerja di luar negeri, tolonglah banyak bertanya dulu. Jika kalian dilarang untuk bertanya ke orang lain, maka patut dicurigai agen penyalur tersebut," kata Mensos Risma saat berdialog dengan ke-18 wanita korban TPPO yang hadir di aula Sentra Efata Kupang dikutip dari rilis Kemensos, Jumat 9 Agustus 2024.
Pada kunjungannya di Sentra Efata Kupang pada Kamis kemarin, Mensos Risma juga menghimbau para korban TPPO tersebut untuk tidak tergiur dengan besaran gaji saja.
Lebih lanjut, Risma menerangkan banyak yang harus dipertimbangkan dalam menjadi calon pekerja migran. Pemahaman akan persyaratan menjadi calon pekerja migran serta hak dan kewajiban saat bisa bekerja di luar negeri menjadi modal utama agar terhindar dari TPPO.
Selain itu, Risma juga berharap para calon pekerja migran ini mempertimbangkan risiko meninggalkan sanak keluarga di kampung halaman.
Henderina Migu adalah salah satu dari 18 korban TPPO yang ditemui Mensos Risma. Gadis belia berusia 17 tahun asal Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut memiliki mimpi untuk bekerja sekaligus melanjutkan pendidikan di bangku kuliah.
"Saya ingin bekerja ke luar negeri karena ingin membantu keluarga dan ingin kuliah," ungkap Henderina.
Risma memuji tekad dan cita-cita Henderina tersebut. Akan tetapi Mensos Risma mengingatkan Henderina bahwa mimpi itu akan sulit dicapai jika menjadi pekerja migran melalui jalur ilegal.
Menurut dia, ada jalan lain agar tetap bisa mengenyam bangku pendidikan, misalnya saja mencari beasiswa. "Bagus mimpimu tinggi, tapi kamu harus banyak bertanya bagaimana caranya. Salah satunya dengan mencari beasiswa, apalagi jika kamu pandai," ungkap Risma.
Dalam dialog yang diwarnai isak tangis para korban TPPO tersebut, Risma juga memberikan secercah harapan bagi mereka. Risma akan membentuk tim asesmen untuk merinci permasalahan sekaligus mencari solusi bagi 18 korban TPPO tersebut sekaligus sanak saudaranya yang masih membutuhkan bantuan.
Tim tersebut nantinya akan bertugas untuk mengasesmen kesulitan yang ditemui dan melihat kebutuhan masing-masing dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan untuk memberikan bantuan yang sesuai.
Pilihan editor: Bakal Maju Pilgub Jakarta, Ridwan Kamil Bilang Akan Cintai Persija dan The Jakmania