TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut nasi jagung bisa menjadi salah satu menu dalam program makan bergizi gratis. Program itu gagasan dari presiden-wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk pemerintahan periode 2024-2029.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK Nunung Nuryartono menjelaskan opsi jagung bisa menjadi bagian dari pemerintah mendorong diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan merupakan upaya untuk mengoptimalkan potensi dan keragaman sumber daya pangan lokal.
Menurut Nunung, ahli gizi dapat memperhitungkan opsi nasi jagung tersebut. "Produknya kan banyak, itu kalau kandungannya (bisa) karbohidrat, protein," ujarnya di Gedung Kemenko PMK, Jakarta Pusat, pada Senin, 5 Agustsus 2024.
Muhadjir sempat menghadiri acara panen raya jagung varietas Hibrida 212, di Desa Prayungan, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jawa Timur, pada Sabtu, 3 Agustus 2024. Ia berencana mengajukan menu nasi jagung untuk program presiden terpilih.
Petani-petani lokal, kata Muhadjir, akan digilir untuk menghasilkan produk sayur. Tak hanya itu, peternak-peternak di sekitar sekolah bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang mengandung protein.
"Nanti ditambahi sayur, vitamin, dan lain-lain," kata Muhadjir dikutip dari Antara pada Senin, 5 Agustus 2024.
Menurut perhitungan Muhadjir, harga dari gabungan menu yang dihasilkan oleh petani dan peternak itu tidak akan tinggi. "Contohnya, telur harganya Rp 25 ribu per kilogram isi 17. Jika dibagi, berarti ketemunya tidak sampai Rp 2 ribu per anak. Kemudian beras Rp 15 ribu per kilogram. Satu kilogram beras bisa untuk 12 anak," kata dia.
Pilihan Editor: Gibran Bilang Ada Multiplier Effect untuk Makanan Bergizi Gratis