TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur Penuntutan KPK, Fitroh Rohcahyanto, mengaku kesulitan menjalani tes tertulis seleksi calon pimpinan atau capim KPK hari ini. Kesulitan itu berkaitan dengan strategi secara konkret memberantas korupsi.
"Sulitnya lebih ke pimpinan tentu lebih tataran ke strategi. Strategi bukan hanya soal wacana, tapi bentuk kongkritnya bisa betul-betul dijalankan, dengan harapan pemberantasan korupsi betul-betul efektif, yang selama ini dianggap oleh banyak pihak tidak efektif," kata Fitroh di Pusat Pengembangan Kompetensi ASN Kementerian Sekretariat Negara, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu 31 Juli 2024.
Meski begitu, Fitroh mengatakan, soal-soal dari panitia relevan dalam situasi KPK saat ini. Ia pun optimistis bisa lolos tes tertulis ini.
Senada disampaikan mantan Direktur Penyidikan KPK, Setyo Budiyanto. Ia mengatakan, kesulitan menjawab soal karena sudah lama tidak berkecimpung di KPK. Meski begitu, ia percaya diri bisa menjawab pertanyaan.
"Meski sulit tapi aplikatif dengan waktu terbatas harus bisa menjawab. Dengan pengalaman pernah jadi direktur penyidikan, setidaknya percaya diri," kata Setyo.
Sebanyak 229 orang capim KPK mengikuti tes tertulis hari ini, dengan komposisi, 214 pria dan 15 perempuan. "Ada tujuh orang pria tak hadir tanpa keterangan," kata Anggota Pansel KPK Elwi Danil dalam konferensi pers di Pusat Pengembangan Kompetensi ASN Kementerian Sekretariat Negara, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu 31 Juli 2024.
Karena tidak hadir, 7 orang itu dinyatakan gugur. Adapun hasil tes tertulis akan diumumkan pada 8 Agustus 2024. Pengumuman disampaikan di situs resmi Kemenag, www.setneg.co.id dan KPK, www. kpk.go.id.
Pilihan Editor: Ikut Seleksi Capim KPK, Johan Budi Sudah Ajukan Pengunduran Diri dari Partai dan Anggota DPR