TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma menekankan pentingnya data yang akurat dan pemanfaatan teknologi dalam program pengentasan kemiskinan pada Forum Politik Tingkat Tinggi atau High Level Political Forum di Markas Besar PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), New York.
"Kami percaya dengan bekerja sama, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik untuk semua, inklusif tanpa kemiskinan dan kelaparan. No one left behind," kata Risma melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Senin, 15 Juli 2024.
Risma memaparkan program kerjanya saat berpidato di Forum Politik Tingkat Tinggi di New York pada Kamis, 11 Juli 2024 lalu.
Dia menjelaskan berbagai inisiatif yang telah diambil oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial dalam tiga tahun terakhir dengan melibatkan multi stakeholder, komunitas adat, komunitas agama, ikatan alumni, media sampai dengan aparat negara.
Menurutnya, Data (DTKS) di Indonesia diperbarui minimal sekali dalam tiap bulan oleh pemerintah daerah, memudahkan untuk merancang solusi yang tepat, baik untuk mengurangi pengeluaran keluarga maupun meningkatkan pendapatan mereka. Pasalnya, data yang akurat akan membuat penyaluran program pengetasan kemiskinan dilakukan lebih efektif dan efesien.
Selain itu, dia mengklaim pemerintah Indonesia telah meluncurkan program permakanan gratis bagi kelompok rentan, seperti lanjut usia tunggal dan disabilitas tunggal. Ada juga bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), sembako, dan anak Yatim Piatu (YAPI) juga telah disalurkan setiap bulan melalui transfer tunai kepada keluarga miskin.
"Program ini didukung oleh kelompok masyarakat (pokmas) setempat yang memasak dan mengirimkan makanan kepada mereka setiap hari," kata dia.
Risma juga mengatakan untuk bidang perumahan, Kemensos membuat program yaitu rusun sewa murah dengan biaya Rp 10.000 per bulan dan renovasi atau pembangunan rumah baru. Menurut Risma saat ini, sudah terbangun 3 rusun sewa murah dan hampir 16.000 rumah telah direnovasi di seluruh Indonesia dalam tiga tahun terakhir.
Sementara dalam mengatasi masalah aksesibilitas di daerah perbatasan dan komunitas terpencil, Kemensos menyediakan bus sekolah, kapal sekolah, sepeda motor listrik, sampai dengan pembelajaran melalui broadband learning center. Upaya ini juga mencakup penyediaan akses air bersih melalui mesin pengolah air (SWRO - Sea Water Reverse Osmosis) yang dijalankan dengan tenaga surya.
Risma menjelaskan melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA), lebih dari 28.775 keluarga telah digraduasi dari kemiskinan dan tidak lagi terdaftar sebagai penerima bantuan sosial. Program itu juga sebagai upaya mendukung kewirausahaan dan memberikan pelatihan vokasional berikut peluang kerja bagi penyandang disabilitas dan komunitas, termasuk di titik terluar Indonesia, dari Aceh di Barat sampai Skouw (Papua) di Timur, serta dari Siau (Sulut) di Utara sampai Rote Ndao (NTT) di Selatan.
Dia mengatakan Kemensos juga mendirikan lebih dari 648 lumbung sosial di seluruh Indonesia. Fasilitas itu dilengkapi dengan makanan siap saji, tenda, perahu, dan generator mini, berfungsi sebagai persiapan darurat jika terjadi bencana dan kelaparan secara inklusif.
Pilihan Editor: 25 Juta Penduduk Indonesia Hidup Miskin, BPS: Terbanyak di Jawa dan Sumatera