TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan menyatakan duka cita atas meninggalnya mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli. Anies mengenang Rizal Ramli sebagai sosok yang idealis dan konsisten melawan korupsi.
Anies berkisah, saat ia masih duduk di bangku kuliah, Rizal Ramli sangat membantunya dengan memberi data-data untuk keperluannya di kampus.
"Saya sendiri kenal pak Rizal Ramli sejak jaman kuliah, saya kalau dari mahasiswa sering datang ke Jakarta meminta kepada Pak Rizal data-data, informasi yang selalu beliau berikan sejak jaman kuliah," kata Anies saat berkampanye di Sumatera Barat, Rabu, 3 Januari 2024.
Menurut Anies, Rizal adalah pribadi yang konsisten memperjuangkan demokrasi, melawan korupsi, melawan feodalisme, nepotisme dan tidak pernah kompromi sedikit pun.
Sebelumnya dikabarkan Rizal Ramli meninggal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau RSCM Jakarta pada Selasa, 2 Januari 2024, sekitar pukul 19.30 WIB.
Anies mengatakan mendapat kabar duka tersebut ketika ia sudah sampai di Sumatera Barat (Sumbar). Ia pun tak menampik rasa duka karena kehilangan tokoh pejuang. "Seorang yang bisa dibilang salah satu putra gemilang Indonesia," ucap Anies.
Anies lantas mendoakan Rizal Ramli. Ia mengatakan semoga amal ibadah yang almarhum lakukan semasa di dunia menjadi amal yang tak putus-putus.
"Insyallah beliau ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah dan seluruh kebaikannya jadi amal jariyah," katanya.
Rizal Ramli lahir di Padang, Sumatera Barat, pada 10 Desember 1954. Ia pernah bekerja sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan Indonesia pada Kabinet Persatuan Nasional.
Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Rizal Ramli sempat menjabat sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman pada 2015-2016, menggantikan Indroyono Soesilo.
Ia kuliah di Jurusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung, kemudian melanjutkan studi Doktor Ekonomi Boston University. Ia adalah seorang mantan tokoh pergerakan mahasiswa, ahli ekonomi dan politisi Indonesia.
Di tingkat internasional, Rizal pernah dipercaya sebagai anggota tim panel penasehat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama beberapa tokoh ekonom dari berbagai negara lainnya. Karena ingin fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia, Rizal pernah menolak jabatan internasional sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) yang ditawarkan PBB pada November 2013.
Pilihan Editor: Rafael Alun Ungkit Jasa ke Negara Agar Dibebaskan, IM57: Jangan Kaburkan Tindakan Koruptif