TEMPO Interaktif, Bengkulu: Sekitar 50 ekor ayam milik 10 kepala keluarga di Desa Lubuk Unen, Kecamatan taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, mati mendadak. Kejadian ini terjadi tiga hari lalu.
"Tapi kami baru terima laporan kemarin sore," kata Emran Kuswadi, koordinator Local Desease Control Center, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, kepada Tempo, Jumat, (12/6).
Belum bisa dipastikan kematian unggas ini disebabkan Flu burung atau bukan. "Semua unggas yang mati sudah lebih dari enam jam," ujarnya. Tes cepat flu burung hanya bisa dilakukan terhadap unggas yang mati kurang dari enam jam atau masih sakit.
Hari ini rencananya tim Tim Gerak Cepat Flu Burung (PDSR), bersama dengan seorang dokter hewan dari Kabupaten Bengkulu akan mendatangi lokasi untuk mencari hewan yang sakit atau baru mati, "Mudah-mudahan bisa terdeksi," katanya. Tim PDSR juga membawa disinfektan untuk melakukan penyemprotan di sekitar lokasi kematian unggas agar virus penyebab kematian tidak menyebar lebih luas.
Tiga bulan lalu di Kabupaten Bengkulu Tengah juga pernah terjadi kematian unggas mendadak. Saat itu 125 ekor unggas di Desa Taba Terunya, Kecamatan Talang Empat mati mendadak. Namun, setelah dilakukan uji laboratorium di Lampung, penyebab kematian unggas tersebut adalah Newcastle Desease atau lebih dikenal dengan istilah Tetelo.
HARRI PRATAMA ADITYA