Pengukuran zona kedaulatan Indonesia saat ini otomatis harus dimulai dari pulau Enggano, yaitu pulau utama Kepulauan Enggano. Berkurangnya zona kedaulatan RI, juga mengakibatkan semakin terbatasnya wilayah tangkapan hasil laut nelayan Indonesia.
Pulau Bangkai dan Satu tenggelam akibat abrasi air laut. Penyebabnya, ujar Zenzei, bisa karena tiga hal. Pertama, karena pemanasan global yang menyebabkan meningkatnya permukaan air laut. "Aktifitas manusia di seluruh dunia yang membuang karbon ke laut menyebabkan es di kutub mencair dan berakibat pada meningginya permukaan laut," Tuturnya.
Kedua, mulai menipisnya padang lamun di pulau-pulau yang ada di Kepulauan Enggano. Tanaman sejenis rumput ini berfungsi menahan ombak yang mengarah ke pulau. Semakin tingginya permukaan air laut menyebabkan tanaman ini kekurangan cahaya matahari dan akhirnya mati.
Selain itu, rusaknya terumbu karang akibat penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan pukat harimau juga menjadi penyebab tanama Lamun sulit tumbuh. "Banyaknya pecahan karang yang berserakan di pesisir pantai menyebabkan tanaman lamun sulit tumbuh," Ungkapnya.
Ketiga, berkurangnya pepohonan yang berfungsi menahan air hujan di dalam tanah, "Tiadanya pohon menagkibatkan air laut masuk dengan mudah ke dalam tanah," Ungkapnya," Akibatnya, saat terjadi air pasang pasir terseret ombak ke laut."
Abrasi di Kepulauan Enggano dapat dikurangi dengan cara menanam mangrove atau pun popohonan yang dapat menahan air hujan di dalam tanah dalam waktu lama, "Juga, hentikan penggunaan pukat harimau dan bom untuk menangkap ikan," Jelasnya.
Jika kondisi Kepulauan Enggano terus dibiarkan seperti sekarang ini, diperkirakan dua anak pulau lainnya, yaitu Pulau Dua seluas 11 hektare dan Pulau Marbau seluas tujuh hektare akan segera tenggelam kurang dari lima tahun ke depan.
Sementara itu, kondisi pulau utama Kepulauan Enggano, yaitu Pulau Enggano saat ini pun juga kian menyusut. Pada tahun 1960-an, luas pulau sekitar 45x18,5 kilometer persegi, "Namun, sekarang sudah berkurang menjadi 40x17 kilometer persegi," Kata M Rafli Zen, Ketua Adat Kepulauan Enggano. Ini berakibat akan semakin sempitnya zona kedaulatan Indonesia.
HARRI PRATAMA ADITYA