TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Memasuki perubahan musim, masyarakat diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya kebakaran. Selain musim kemarau segera tiba, penyebab kebakaran antara lain kabel-kabel instalasi listrik yang sudah tua dan mengelupas. ”Faktor arus pendek (konsleting) paling dominan penyeban kebakaran,” kata Rasdan Haroni, Komandan Regu Kantor Penanggulangan Kebakaran, Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Yogyakarta, usai memadamkan api di rumah kosong di Prawirotanan, Mergangsan Yogyakarta, Minggu (24/5).
Menurut Rasdan Haroni, jumlah angka kasus kebakaran di Kota Yogyakarta relatif banyak namun masih tergolong rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Sampai dengan Mei ini terjadi 48 kasus kebakaran.
Tidak hanya masyarakat umum, menurut Rasdan, kewaspadaan juga ditujukan kepada kalangan pelaku pariwisata, perkantoran dan sektor wira usaha (pabrik). Data di Kantor Penanggulangan Kebakaran, Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Yogyakarta menunjukkan pada 2006 terjadi 124 kasus kebakaran,pada 2007 terjadi 111 kasus kebakaran, tahun 2008 terjadi 118 kasus kebakaran. Sedangakan kerugian yang dialimi oleh pihak yang terbakar pada 2006 sebesar Rp 3 miliar, kerugian 2007 sebesar 31 miliar dan pada 2008 sebesar Rp 1,5 miliar. ”Pemilik rumah kos-kosan, industri, pertokoan dan perhotelan dan pelaku pariwisata harus segara dicek instalasi listriknya, karena pada musim hujan kabel dan konektor sering basah dan terkelupas sehingga mudah terjadi konsleting,” kata Rasdan.
Pihak Kantor Penanggulangan Kebakaran, Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Yogyakarta berkejasama dengan kantor Pemadm di daerah lain untuk menanggulangi kasus kebakaran di wilayah yang dekat dengan kantor milik pemerintah Kota Yogyakarta.
MUH SYAIFULLAH