TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP PDIP Said Abdullah membantah hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi alasan di balik batalnya Partai Demokrat bergabung dengan Koalisi pendukung Ganjar.
"Enggak, enggak ada," katanya saat dikonfirmasi di Kompleks DPR RI, Jakarta Pusat, pada Senin, 1i September 2023.
Said menegaskan bahwa hubungan Megawati dan SBY tidak pernah menjadi suatu persoalan ihwal langkah politik ini. "Tidak pernah ada bab itu," katanya.
Ia menyebut komunikasi PDIP dan Demokrat berjalan baik. Said menyebut di antaranya komunikasi dengan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat (Waketum) Edhie Baskoro Yudhoyono dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya.
"Komunikasi kami bangun dalam dua minggu ini, baik dengan Sekjen Demokrat Mas Riefky maupun dengan Mas Ibas selaku Waketum. Tapi bahwa pada akhirnya belum berjodoh, bukan tidak berjodoh," ujarnya.
Ia menyebut belum berjodoh karena masih ada kemungkinan di detik-detik terakhir pendaftaran capres-cawapres. "Kan, kita menunggu juga sampai hari H penutupan pendaftaran pencalonan presiden dan wakil presiden," katanya.
Said mengatakan bahwa dua partai ini memiliki sedikit perbedaan namun hal itu sangat wajar. "Kalau Demokrat mengusung perubahan, kami meneruskan apa yang sudah ada kan biasa saja seperti itu," katanya.
Pada Ahad, 17 September 2023, Partai Demokrat bertemu Ketua Umum Prabowo Subianto dan pimpinan partai Koalisi Indonesia Maju di Hambalang, Bogor. Dalam pertemuan tersebut Partai Demokrat disebut menyatakan dukungannya atas pencapresan Prabowo di Pilpres 2024.
Pilihan Editor: Pendukung Prabowo Subianto Semakin Besar, Dasco Imbau Kader Gerindra Tidak Angkuh