INFO NASIONAL - Di tengah dinamika dunia yang terus berubah, Indonesia berdiri sebagai negara dengan potensi besar, tetapi juga menghadapi tantangan yang signifikan. Sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi kompleksitas ini, Undang-Undang Cipta Kerja muncul sebagai pilar penting yang diharapkan dapat membantu Indonesia beradaptasi, bertransformasi, dan bersaing di panggung dunia yang semakin beragam.
Wakil Ketua III Satuan Tugas Percepatan Sosialisasi Undang-Undang Cipta Kerja Raden Pardede menjelaskan bagaimana undang-undang ini memainkan peran vital dalam merespons tantangan yang ada. Penjelasannya itu disampaikan dalam workshop yang digelar Satuan Tugas Undang-undang Cipta Kerja (Satgas Cipta Kerja) dengan tema “Peran dan Manfaat Undang-Undang Cipta Kerja Bagi Generasi Muda,” di Denpasar, Bali, Senin 11 September 2023.
Baca Juga:
Raden memulai dengan menggambarkan perubahan demografis yang terjadi di seluruh dunia, dengan negara-negara maju mengalami penuaan penduduk. Indonesia, juga tidak luput dari perubahan ini, diprediksi akan mengalami penuaan pada tahun 2040-an, sambil mengalami urbanisasi yang signifikan. Ini menciptakan tekanan pada negara untuk menyediakan lapangan kerja, mengurangi regulasi yang berlebihan, dan meningkatkan daya saing.
Raden juga membahas perubahan dalam geopolitik global. "Kalau dulu awalnya kita sebutkan dengan bipolar atau dua pola yaitu antara Amerika dengan Rusia, kemudian sesudah itu terjadi unipolar yaitu Amerika menjadi sangat dominan dan sekarang menjadi multipolar," kata Raden. Ini menggambarkan pergeseran dalam kekuatan global dan implikasinya terhadap Indonesia.
Masalah lingkungan dan keberlanjutan juga menjadi fokus Raden. Dengan perubahan iklim yang semakin nyata, termasuk fenomena seperti El Nino dan ancaman kenaikan suhu global yang signifikan, upaya untuk mengurangi dampak lingkungan menjadi sangat mendesak.
Kemajuan teknologi, terutama dalam bidang digital dan kecerdasan buatan, adalah tantangan lain yang harus dihadapi Indonesia. Pardede mencatat, "Pada saat yang bersamaan kita tahu bahwa terjadi perkembangan teknologi yang luar biasa yang kita semua lihat dari waktu ke waktu." Ini mengharuskan Indonesia untuk beradaptasi lebih cepat dalam mengadopsi teknologi baru.
Raden menggarisbawahi visi Indonesia untuk menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia dengan pendapatan per kapita yang tinggi. "Pada saat itu secara gamblang, boleh saya katakan kira-kira kelas menengah itu ada di sekitar 30.000 dolar per kapita," ungkapnya.
Undang-Undang Cipta Kerja dianggap sebagai alat penting dalam mengatasi tantangan ini. Raden menyoroti upaya untuk menyederhanakan regulasi, mempercepat pelayanan, dan memfasilitasi transformasi teknologi. Debirokratisasi juga menjadi penting untuk mengurangi birokrasi yang berlebihan dan korupsi.
Raden pun menekankan peran penting generasi muda dalam menghadapi tantangan-tantangan ini. "Anak muda lah yang menjadi harapan dari bangsa ini ke depan," katanya.
Dalam menghadapi era baru yang penuh tantangan, Indonesia tampaknya telah menetapkan fondasi yang kuat dengan Undang-Undang Cipta Kerja sebagai salah satu instrumennya. Dengan adaptabilitas, inovasi, dan semangat generasi muda, Indonesia berharap dapat menghadapi masa depan dengan percaya diri dan mencapai visi Indonesia yang lebih maju.
Workshop kali ini dihadiri lebih dari 200 peserta dari Badan Eksekutif Mahasiswa di lingkungan Universitas Udayana, Universitas Mahendradatta, Universitas Pendidikan Nasional, dan Universitas Marwadewa Bali, yang menghadirkan Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana Prof Putu Gede Arya Sumertha Yasa sebagai Keynote Speaker, pembukaan oleh Ketua Pokja Strategi Sosialisasi Satuan Tugas Percepatan Sosialisasi Undang-Undang Cipta Kerja, Dimas Oky Nugroho, serta narasumber dari jajaran Kementerian Ketenagakerjaan, dan unsur dari Kemenkop & UKM serta serta wirausahawan muda yang juga Alumni Universitas Udayana.(*)
