TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pusat Studi dan Kajian Konstitusi (PUSaKO) Universitas Andalas Charles Simabura memandang terjadi kemunduran pada proses kaderisasi di internal partai politik Indonesia. Hal itu menanggapi banyaknya nama calon legislatif atau caleg pada Pemilu 2024 yang memiliki hubungan kekerabatan.
"Partai seharusnya berkewajiban melakukan kaderisasi secara terbuka dan bertahap. Caleg-caleg yang terafiliasi secara kekeluargaan tentu harus melalui hal tersebut, tidak karbitan," kata dia saat diwawancarai Tempo, Selasa 5 Agustus 2023 di Padang.
Menurut Charles, fenomena tersebut sangatlah berbahaya. Sebab, jika Caleg yang terafiliasi hubungan kekeluargaan terpilih, maka lembaga legislatif Indonesia ini hanya akan diisi oleh kelompok keluarga tertentu saja.
"Posisi legislatif sangatlah strategis, karena merekalah yang akan merumuskan undang-undang. Mungkin saja mereka yang punya hubungan kekeluargaan ini akan merumuskan kebijakan yang menguntungkan ekonomi keluarganya," ucapnya.
Selain itu, Charles juga menekankan, agar fenomena tersebut harus segera diatur regulasi, jika bisa dilarang. "Bagi saya pengurangan hak politik itu bisa dikurangi, sepanjang diatur oleh undang-undang," ujarnya.
Jika pun tak ingin dilarang, kata dia, maka harus tegas dalam proses pencalonan. "Mereka yang mau mencalonkan diri tersebut harus melalui proses-proses kaderisasi partai. Walaupun hal itu rawan dimanipulasi, setidaknya harus ada pengawasan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU)," kata dia.
Selain itu, fenomena pencalonan Caleg yang memiliki hubungan kekeluargaan juga akan berdampak buruk kepada partai. Bakal banyak pengurus partai yang melakukan hal sama, sehingga proses kaderisasi partai tidak berjalan dengan baik dan semestinya.
"Akan terjadi pengelompokan di partai itu sendiri dan saya rasa ini tidak sehat bagi demokrasi Indonesia," ucapnya.
Komisi Pemilihan Umum atau KPU telah mengumumkan Daftar Calon Sementara (DCS) yang merupakan nama-nama caleg yang bakal maju pada Pemilu 2024. Lembaga ini juga membuka tanggapan dari publik soal DCS.
Dari sekian banyak nama calon legislatif yang diumumkan, terdapat beberapa nama yang merupakan anak dari kalangan elite partai politik di Indonesia. Mereka antara lain Puan Maharani, Edhie Baskoro Yudhoyono, Angela Tanoesoedibjo, M Rasyid Rajasa, dan Prananda Surya Paloh.