Ia menyatakan, untuk menaikan tingkat produksi pertanian berupa padi, umbi-umbian dan pisang, pemerintah setempat telah membina sekitar 500 kelompok tani, dimana tiap kelompok tani mendapatkan bantuan sekitar Rp 150 juta dari anggaran Pemerintah Pusat. "Tahun ini, baru tiga kelompok tani yang mendapatkan kucuran dananya," ujar Lili Koesmadi.
Selain dari Pemerintah Pusat, lanjut Lilli, kucuran bantuan dana untuk peningkatan ketahanan pangan juga didapat dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 10 juta per kelompok tani. "Kalau bantuan dari pemerintah kabupaten belum ada, karena keterbatasan anggaran sebagai kabupaten baru," ungkapnya. Ia menyatakan, pemerintah juga tengah memfokuskan pada produksi buah pisang golek di 10 kecamatan di Bandung Barat di area lahan sekitar 1200 hektar. "Kita targetnya kabupaten bandung sebagai pengekspor buah pisang ke negara Eropa dalam beberapa tahun kedepan," terang Lili.
Harga dipasaran, untuk umbi-umbian hasil petani dihargai rata-rata Rp 400 perkilogram dan untuk pisang galek sekitar Rp 5 ribu perkilogram. Sedangkan untuk produksi padi, pemerintah metargetkan 217.573.31 ton di area seluas 19.245 hektar dengan sasaran tanam 2 kali tanam tiap musim. "Sedikitnya ada 15 desa yang akan dibentuk menjadi kawasan lumbung padi," ujarnya.
ALWAN RIDHA RAMDANI