TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ia belum mengkonfirmasi kepada tokoh tertentu di Nahdlatul Ulama atau NU soal langkahnya setelah tak lagi menjadi orang nomor satu di Jatim.
Khofifah mengatakan dirinya bakal menunggu arahan dari para kaiai Nahdlatul Ulama atau NU soal langkah politik selanjutnya yang harus ia tempuh pada 2024.
Khofifah bakal lengser sebagai Gubernur Jawa Timur pada Desember 2023 dan digadang-gadang sebagai salah satu calon wakil presiden atau cawapres Anies Baswedan.
"Yah, saya belum mengonfirmasi kepada tokoh tertentu, tapi bahwa beberapa ulama kiai mengonfirmasi iya. Ini nanti pasti mereka akan menyiapkan forum di mana kesepakatan-kesepakatan itu diambil secara kolektif," kata Khofifah di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Agustus 2023.
Khofifah menyebut selama ini ada pertemuan secara reguler yang dilakukan para kiai NU di Jawa Timur. Namun, pertemuan tersebut belum pada keputusan final apa lagi memberikan rekomendasi untuknya di Pilpres 2024.
"Kalau PBNU sendiri memberikan kesempatan kadernya untuk menyampaikan aktualisasi politiknya," kata Khofifah yang juga menjabat sebagai Ketua Muslimat NU.
Nama Khofifah muncul dalam rekomendasi yang diberikan para kiai NU saat dikunjungi calon presiden Anies Baswedan. Anies mendapat sejumlah usulan nama cawapres itu saat berkunjung ke Pondok Pesantren At-Tauhid Surabaya, Kamis, 10 Agustus 2023. Nama yang diusulkan adalah Yenny Wahid, Khofifah Indar Parawansa, Muhaimin Iskandar, Agus Harimurti Yudhoyono, hingga Mahfud MD.
Capres yang diusung Koalisi Perubahan ini pun berterima kasih atas usulan dari para ulama itu. Nantinya, usulan itu akan dia diskusikan bersama timnya.
"Adanya masukan dari para kiai ini membuat kami makin mengerucut. Usulan 5 nama itu menjadi bekal bagi kami untuk dibicarakan bersama,” kata Anies usai acara Khataman Al-Quran Dan Tirakat di Ponpes At Tauhid.
Pilihan Editor: Anies Baswedan Dapat Usulan 5 Nama Calon Wakil Presiden dari Kyai NU