INFO NASIONAL – Putra bungsu Presiden Pertama Sukarno, Mohammad Guruh Irianto Soekarnoputra atau Guruh Soekarno bersama Gencar Semarak Perkasa menampilkan pertunjukan yang megah pada Peringatan Puncak Bulan Bung Karno 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu, 24 Juni 2023.
Sebanyak 3.000 penari Kecak Janger yang menjadi penutup acara, berhasil memukau penonton yang menyaksikan secara langsung maupun live di kanal Youtube PDI Perjuangan. Lagu Putra Sang Fajar menjadi pembuka penampilan Tari Kecak dan pertunjukan kebudayaan itu.
Selain koreografi yang memikat, di sela-sela penampilan para penari turut diperagakan perjalanan sejarah bangsa. Mulai dari masa kerajaan dan sultan, masuknya para pedagang barat yang menancapkan kolonialisme, hingga perlawanan masyarakat di pelosok negeri terhadap penjajah.
Juga ditampilkan perjalanan hidup Bung Karno yang digambarkan melalui pelakon berbusana putih masuk ke tengah penari lalu naik ke panggung sebagai tokoh yang sangat dicintai rakyat Indonesia. Lakon ini menjadi inti pertunjukkan yang berjudul “Sukarnayana” yang memang mengisahkan perjuangan Bung Karno untuk Indonesia.
Pelibatan ribuan penari kecak perempuan ini menggambarkan sikap Bung Karno yang sangat memperhatikan kaum perempuan. Sebagaimana diketahui, presiden pertama itu sangat mencintai seni. Di masa pemerintahannya, pertunjukan seni menjadi salah satu menu utama dalam menyambut para tamu negara.
Salah satu peristiwa yang membuat peran perempuan pada seni dan budaya muncul ketika Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan ke-13 pada 1958. Selain mengusulkan untuk menambah jumlah penari kecak dari 50 orang menjadi lebih dari 1.000 penari, Sang Proklamator ini meminta agar seluruh penarinya perempuan.
Maka, seniman Bali yakni Cak Bona I Nengah Mudarya, I Gusti Putu Wates, dan Ni Wayan Manis berangkat ke Jakarta untuk melatih 1.500 penari perempuan. Sukses menampilkan inovasi ini, para penari tersebut kembali tampil saat pembukaan pesta olahraga Ganefo 1962 di Jakarta.
Kecintaan pada seni dan keberpihakan pada perempuan inilah yang kembali dipertontonkan oleh Guruh Soekarnoputra. Terlebih, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melihat kekuatan pada tari kecak yang dilakoni perempuan.
Menurut dia, perempuan juga harus bisa. Jangan hanya bisa memasak, tetapi harus bisa menari. Karena perempuan inilah maka turun kebersamaan serta menjadi duta perdamaian.
Kepada ratusan ribu kader PDI Perjuangan yang memadati GBK, Megawati menceritakan alasan utama menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden yang diusung PDI Perjuangan pada 21 April 2023, bertepatan dengan Hari Kartini.
“Kenapa Hari Kartini?” ucap Megawati memancing penasaran hadirin. “Karena saya kadang kesal, peran perempuan itu sebenarnya sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Jadi, supaya kalian mengerti para pejuang perempuan itu.”
Ia kemudian menyebut sederet perempuan pejuang seperti Cut Nyak Dhien, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Meutia, Raden Ajeng Kartini, Nyi Ageng Serang, Dewi Sartika, hingga Rasuna Said.
Upaya PDI Perjuangan mengangkat harkat perempuan dipertunjukkan melalui berbagai cara. Antara lain dengan mendorong kebijakan yang berpihak pada perempuan, hingga mendorong peran perempuan dalam politik berupa ketetapan 30 persen perempuan di parlemen.
Kiprah cucu Bung Karno, Puan Maharani saat menjadi Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, kemudian sebagai Ketua DPR sebagai penegasan, bahwa perempuan Indonesia bisa berperan lebih besar untuk bangsanya.
Perhatian pada perempuan ini juga yang menjadikan Megawati berlaku kritis terhadap kebijakan Presiden Joko Widodo. “Saya tanya Presiden tentang stunting,” ujarnya. Diketahui, salah satu akar penanganan stunting membutuhkan peran perempuan sebagai ibu agar memastikan anak-anaknya mendapatkan gizi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan.
Melalui generasi yang tangguh, tidak mengidap stunting, maka visi Indonesia Emas 2045 kian mudah tercapai. “Karena itu, kita harus bangun Indonesia sebagai negara pejuang,” kata Megawati. (*)