Diungkapkan Saleh kemungkinan lain yang harus dilihat adalah pelaku yang berasal dari anggota kelompok yang dipimpin Theys sendiri. Kemungkinan pelaku adalah orang-orang yang tidak sejalan dengan garis perjuangan yang dijalankan Theys Eluay, dengan memilih cara-cara moderat dalam berhadapan dengan pemerintah Republik Indonesia. Mereka adalah orang-orang yang menggunakan garis perjuangan radikal untuk memerdekakan Papua. Kelompok-kelompok ini bisa jadi adalah mereka yang selama ini melakukan pemberontakan bersenjata dan bergerilya di hutan Irian, seperti kelompok yang dipimpin Kelly Kwalik.
Kemungkinan ketiga adalah kriminal murni. Tapi untuk kategori ketiga ini kemungkinannya lebih kecil. Indikasinya, tidak ada barang-barang berharga milik Theys yang menjadi target. Bahkan mobil yang dikendarai Theys dan sopirnya dibiarkan pelaku. “Tapi sekecil apapun kemungkinan tetap harus diperhitungkan. Bisa jadi ada persoalan pribadi atau lainnya yang menjadi motif. Semua harus diselidiki terlebih dahulu,” tambah Kepala Bidang Penerangan Umum Polri, Ajun Komisaris Besar Prasetyo, yang memberi keterangan kepada wartawan setelah Saleh.
Saleh Saaf membantah dugaan bahwa pelaku pembunuhan Theys adalah aparat keamanan, baik TNI maupun Polri. “Sangat bodoh bagi Polri maupun TNI kalau sampai melakukan hal itu. Karena Theys dan kelompoknya selama ini merupakan kelompok paling moderat yang justru sangat membantu pemerintah,” ujarnya.
Prasetyo juga menambahkan kemungkinan lain dari pelaku pembunuhan Theys adalah kelompok-kelompok yang tidak menginginkan pemerintahan RI di bawah Megawati Sukarno putri solid. Caranya, mereka melakukan tindakan yang bisa memancing munculnya gerakan separatis yang lebih keras. “Untuk kategori ini ada banyak kelompok yang mungkin menjadi pelakunya, baik kelompok-kelompok di Irian sendiri, kelompok-kelompok di tingkat nasional bahkan dari pihak-pihak asing,” kata dia
Polri saat ini bersiaga penuh untuk mengantisipasi segala kemungkinan akibat berkembangnya isu-isu seputar kematian Theys. Ada empat Satuan Setingkat Kompi (SSK) personil Polri untuk pengamanan kota Sentani, tempat Theys tinggal. Juga ada batuan pasukan dari TNI yang bersiaga secara floating (mengambang) untuk pengamanan sentra-sentra ekonomi dan obyek-obyek vital lainnya. “Polda Irian Jaya dan jajarannya tidak akan segan bertindak jika terjadi reaksi dari kelompok-kelompok tertentu yang bisa menganggu keamanan masyarakat,” tegas Saleh.
Untuk mengusut kasus ini polisi sudah memeriksa 11 orang saksi. Delapan saksi adalah orang-orang yang terkait dengan penemuan jenazah Theys di kawasan Koya Tengah, berdekatan dengan perbatasan Papua Nugini. Sedangkan 3 orang saksi lain adalah mereka yang terakhir sempat bertemu dengan Theys saat menghdiri acara peringatan Hari Pahlawan di markas Tribuana Komando Pasukan Khusus TNI AD di Hamadi, beberapa saat sebelum They diculik, Sabtu (10/11) malam. (Y. Tomi Aryanto)