INFO NASIONAL – Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti mengatakan, mahasiswa di bidang kesehatan masyakarat patut memiliki rasa bangga atas kesuksesan Program JKN. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi dosen tamu di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Diponegoro pada Jumat, 9 Juni 2023.
Baca Juga:
Dalam kesempatan itu, Ghufron menyampaikan materi kuliah dengan tema Perkembangan Terkini Program JKN dan Perbandingannya dengan Beberapa Negara. Menurutnya, pengembangan sumber daya manusia dalam Program JKN sangat penting, apalagi bagi mahasiswa FKM.
Ia berharap agar pelayanan promotif dan preventif di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dapat terus dikembangkan. Hal ini tentu membutuhkan peran mahasiswa FKM sebagai generasi penerus.
“Jika tidak ada pembangunan kesehatan, penyadaran kesehatan, literasi kesehatan dan perubahan perilaku, seperti kesadaran pola hidup sehat dan olahraga, pembangunan kesehatan masyarakat akan berjalan lambat,” kata dia.
Ghufron menjelaskan, nilai Pancasila telah menjadi prinsip penyelenggaraan Program JKN. Nilai gotong-royong sebagai rangkaian ibadah yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dengan semangat persatuan.
Menurutnya, gotong-royong yang menjadi prinsip Program JKN merupakan sebuah kearifan yang perlu dipertahankan implementasinya. "Setiap negara memiliki pola jaminan kesehatan yang berbeda-beda, tetapi tujuannya selalu sama yaitu perlindungan untuk seluruh penduduk," ujarnya.
Ia menegaskan, tidak ada keadilan sosial tanpa jaminan sosial. Tidak ada jaminan sosial tanpa perlindungan sosial. "Begitu pula tidak ada perlindungan sosial tanpa program jaminan sosial".
Membandingkan dengan negara-negara lain, peningkatan akses jaminan kesehatan di Indonesia dapat dikatakan sangat cepat. Dalam jangka waktu satu dekade, per tanggal 31 Mei ini kepesertaan JKN sudah mencapai sekitar 255 juta penduduk atau 92,9 persen dari total penduduk di Indonesia.
Untuk mengimbangi tingginya kepesertaan, BPJS Kesehatan juga terus memperluas akses pelayanan kesehatan. Sampai saat ini BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 23.389 FKTP dan 2.943 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
“Kami juga terus mengembangkan sistem pelayanan untuk memastikan peserta mendapatkan pelayanan yang berkualitas, dengan pembiayaan yang efektif. Pelayanan yang diberikan kepada peserta JKN harus lebih mudah, lebih cepat, dan setara,” kata Ghufron.
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Diponegoro, Budiyono mengatakan, mahasiswa prodi sarjana, pasca sarjana, maupun doktoral FKM diharapkan dapat memaparkan informasi terbaru terkait Program JKN. Informasi tersebut diperlukan untuk merubah kerentanan dan pandangan mengenai Program JKN.
“Beberapa hal saya pikir bahwa cakupan kepesertaan JKN ini sangat luar biasa. Bisa dibayangkan jika sebanyak 255 juta peserta itu berkomitmen, terus membayarkan uang secara rutin. Tentu sangat luar biasa juga pelayanan kesehatan yang bisa diberikan kepada peserta JKN,” kata dia.
Menurutnya, sinergi yang telah dilakukan BPJS Kesehatan dengan pemerintah telah terjalin erat. Hal ini tampak dari besarnya dukungan pemerintah, sehingga jumlah peserta JKN sampai saat ini sudah lebih dari 90 persen dari jumlah seluruh penduduk di Indonesia.
Budiyono menegaskan, pentingnya proses pembelajaran yang disampaikan oleh pimpinan lembaga. "Saya percaya bahwa hal ini dapat memperluas khasanah pengetahuan dan pengalaman terkait dengan perkembangan ilmu," ujarnya. (*)