INFO NASIONAL – Ketua MPR Bambang Soesatyo menyambut kedatangan Obor Paskah Nasional XIX di Kompleks MPR/DPR Jakarta, Sabtu, 10 Juni 2023. Menurut dia, kehadiran obor ini sangat tepat. “Karena Gedung MPR adalah rumah kebangsaan, rumah untuk semua golongan dan agama,” ujarnya.
Setiap tahun, Obor Paskah Nasional berkeliling Indonesia. Mulai dari Tondano pada 2017, kemudian ke Toraja, Medan, Batam, hingga Jakarta pada 2022 yang berlangsung meriah karena disambut oleh Anies Baswedan di Jakarta International Stadium.
Perjalanan obor ini juga sempat singgah di Jawa Tengah yang diterima Ganjar Pranowo, kemudian ke Yogyakarta, hingga kembali lagi ke Jakarta dan disambut Jenderal TNI Andika Perkasa. “Maka, kehadiran Obor Paskah Nasional di MPR, memang sudah tugas kami, MPR, menerimanya,” ucap Bamsoet.
Prosesi kedatangan Obor Paskah Nasional XIX di Kompleks MPR/DPR tersebut sungguh menarik. Dikawal dengan puluhan motor besar BFCI (Bikers for Christ Indonesia) lalu disambut suara sofar atau sangkakala yang terbuat dari tanduk kambing benggala.
Selanjutnya, obor diserahkan kepada Bamsoet yang didampingi Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad. Kepada puluhan hadirin yang mayoritas umat gereja saat audiensi di Gedung Nusantara IV, Bamsoet menyampaikan betapa bersyukurnya bangsa Indonesia yang memiliki beragam agama dan kepercayaan, bahasa, serta suku, tetap merawat kebhinekaan dan kerukunan dengan baik.
“Kita bersyukur semua hidup dalam suasana yang damai, suasana yang harmonis, dan suasana yang saling menghargai di antara pemeluk agama yang ada,” kata dia.
Ketua Ikatan Motor Indonesia ini membandingkan dengan kondisi di Timur Tengah. Walaupun mayoritas negara di sana menganut satu agama, tetapi akhirnya terpecah. Jika sebelumnya hidup nyaman dan tentram dengan sumber daya alam yang melimpah berupa minyak dan gas bumi, sekarang rakyatnya hidup susah akibat perang saudara.
Untuk diketahui, terdapat 4.300 agama di dunia. Sebanyak 2,3 miliar merupakan penganut agama kristen, dan nyaris 2 miliar beragama Islam. Sedangkan di Indonesia mayoritas adalah pemeluk Islam, bagaimanapun tetap bisa menjaga kerukunan.
Bamsoet mengakui masih ada sejumlah persoalan, misalnya ihwal izin pendirian rumah ibadah. "Tapi dengan semangat gotong royong, semangat kemusyawaratan dan semangat toleransi yang sangat tinggi, kita bersyukur bahwa para pendiri bangsa ini telah mewariskan nilai-nilai Pancasila yang tidak dimiliki negara lain.”
Kini, saatnya merawat terus kerukunan tersebut, terlebih di tahun politik menjelang Pemilu 2024. Bamsoet mengajak hadirin bercermin dan belajar dari Pemilu 2019 yang menyuburkan polarisme dan keterbelahan.
Perseteruan akibat fanatisme berlebih terhadap pemimpin yang dipilih, kata Bamsoet, bahkan mengakibatkan sejumlah perceraian. Ada suami dan istri yang berbeda pilihan hinga berujung pada perpisahan.
“Padahal capres 01 dan 02 setelah pemilu sudah berdamai dan bersatu. Tapi pasangan suami-istri yang sudah cerai tadi nggak bisa bersatu lagi,” ucapnya.
Karena itu, Bamsoet meminta seluruh masyarakat menyongsong pesta demokrasi dengan gembira, dengan semangat kebersamaan. Wajar jika setiap orang memiliki pimpinan yang dijagokan, asalkan tidak menjelekkan calon pemimpin lain bahkan melakukan black campaign.
“Jangan sampai kita fanatik mendukung seseorang, cukup sedang-sedang saja. Jaga perdamaian,” ucap Bamsoet.
Sekilas informasi, acara bertajuk “Lawatan Obor Paskah Nasional XIX & Silaturahmi Kebangsaan” ini juga dimeriahkan penampilan Tarian Indonesia Jaya karya SST Samuel Elisabeth. Tarian modifikasi ini mengambil unsur kedaerahan dari Jakarta, Bali, hingga Papua.
Selain itu panitia Lembaga Paskah Nasional memberikan penghargaan atas dedikasi yang tinggi untuk umat kepada Pendeta Yonathan Sudarjadi dan Marijani Suwandi. (*)