TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi irit bicara saat ditanya mengenai sosok yang bakal menggantikan Johnny Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Plate sebelumnya ditangkap oleh Kejaksaan Agung karena diduga terlibat kasus korupsi proyek pengadaan tower Base Transceiver Station (BTS) Bakti.
"Belum," kata Jokowi singkat saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 7 Juni 2023.
Jawaban singkat juga diberikan Jokowi saat ditanya apakah pengganti Johnny Plate bakal berasal dari Partai NasDem atau dari partai politik lainnya.
"Belum," kata Jokowi sambil mengakhiri sesi pertanyaan dan pergi meninggalkan awak media.
Kronologi kasus korupsi BTS
Sebelumnya, Jokowi telah menunjuk Menkopolhukam Mahfud Md untuk menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Kominfo. Salah satu tugas khusus Mahfud yang Jokowi berikan adalah mengungkap detail kasus korupsi tersebut.
Pada Senin kemarin, Mahfud bertemu Jokowi dan menjelaskan hasil analisanya terhadap kasus ini. Mahfud menceritakan proyek senilai Rp28 triliun lebih itu awalnya berjalan lancar pada periode 2006 - 2019 dan mulai bermasalah pada tahun anggaran 2020.
"Muncul masalah sejak anggaran tahun 2020, yaitu ketika proyek senilai Rp 28 sekian triliun itu dicairkan dulu sebesar Rp 10 koma sekian triliun pada tahun 2020-2021," kata Mahfud.
Tetapi, ketika laporan tentang proyek dan penggunaan dananya harus dipertanggungjawabkan pada Desember 2021, Mahfud menyebut tower BTS itu tidak ada. Kominfo pada saat itu beralasan pembangunan tower BTS karena pandemi Covid-19 dan minta perpanjangan sampai Maret 2022.
"Seharusnya itu tidak boleh secara hukum, tapi diberi perpanjangan 21 Maret untuk itu," ujar Mahfud.
Akan tetapi saat tiba bulan Maret, Mahfud menyebut jumlah tower BTS yang dilaporkan hanya sekitar 1.100 tower dari 4.200 tower ditargetkan. Namun, saat diperiksa melalui satelit, dari 1.100 yang diklaim hanya 958 tower yang terlacak.
"Dari 958 itu tidak diketahui apakah itu benar bisa digunakan atau tidak, karena sesudah diambil 8 sampel dan itu semuanya tidak ada yang berfungsi sesuai dengan spesifikasi," kata Mahfud.
Adapun nilai pembangun 958 tower BTS, kata Mahfud, nilainya diperkirakan mencapai Rp2,1 triliun. Padahal, kata dia, jumlah dana yang sudah dicairkan sebanyak Rp10 triliun. Sehingga ada dana sebesar Rp 8 triliun yang tidak jelas penggunaan dananya.
Pilihan Editor: KPK Tahan Dadan Tri Yudianto dalam Kasus Pengurusan Perkara di MA