TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menyebut partainya masih membuka opsi menduetkan Ketua Umum Zulkifli Hasan alias Zulhas dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Adapun konfigurasinya, Airlangga sebagai calon presiden dan Zulhas sebagai calon wakil presiden.
Saleh mengatakan pasangan Airlangga-Zulhas pantas didorong. Musababnya, kata dia, kedua tokoh ini sudah sering berkomunikasi karena menginisasi pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu.
“Hubungan dan komunikasi antara keduanya sudah tentu sangat baik. Tinggal melihat potensi dan peluang dalam kontestasi nanti,” kata Saleh dalam keterangannya, Selasa, 6 Juni 2023.
Selain itu, Saleh menyebut perolehan suara PAN dengan Golkar sudah cukup untuk mengusung pasangan capres dan cawapres dengan jumlah 129 kursi. Artinya, kata dia, Golkar dan PAN sudah bisa membentuk poros kekuatan sendiri.
Saleh turut menyoroti segmentasi pemilih kedua parpol yang berbeda. Kerja sama PAN dan Golkar, kata dia, mampu memperluas jaringan masing-masing.
Pada saat yang sama, Saleh mengatakan masyarakat bakal punya pilihan alternatif yang diyakini mampu melanjutkan estafet kepemimpinan dan pembangunan. Oleh sebab itu, dia menyebut PAN hingga kini masih melakukan kajian serius untuk menduetkan Airlangga-Zulhas.
“Tidak hanya melihat peluang pasangan Airlangga dan Zulhas. Tetapi juga melihat peluang pasangan lain yang lebih potensial,” kata dia.
Jika PAN hendak koalisi dengan partai lain yang mengusung capres tertentu, Saleh menyebut partainya tidak malu-malu menawarkan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai cawapres. Pasalnya, kata dia, Erick selama ini dekat dengan PAN dan tidak pernah absen menghadiri acara partai.
“Kalau mau koalisi dengan capres lain, PAN tidak malu-malu menyebut dan menawarkan Erick Thohir sebagai cawapresnya,” kata Saleh.
Seperti diketahui Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas Golkar, PAN, dan PPP belum punya satu suara soal calon presiden yang akan mereka dukung. PPP diketahui telah lebih dulu mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden mereka. Adapun Ganjar sebelumnya telah diusung oleh PDI Perjuangan.
Adapun PAN dan Golkar masih belum menentukan siapa yang akan mereka usung sebagai calon presiden. PAN masih berkomunikasi dengan partai lain untuk menentukan pasangan calon presiden dan cawapres mereka.
Seperti yang mereka lakukan pada Jumat, 2 Juni 2023 lalu. PAN menyambangi Kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Di sana, Zulhas bersua dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri serta bakal capres Ganjar Pranowo.
Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto menyebut partainya ditawari PDIP untuk bersama-sama mendukung Ganjar. Di sisi lain, PAN juga menawarkan Erick sebagai cawapres.
Yandri menyebut usulan partainya bakal ditindaklanjuti oleh PDIP. Kendati demikian, ia mengingatkan bahwa keputusan soal cawapres Ganjar berada di tangan Megawati.
“Ya tadi saya ikut pertemuan terbatas tadi. Intinya terbuka untuk ditindaklanjuti. Makanya perlu ada pertemuan tim berikutnya. Walaupun kata Bu Mega tadi itu hak prerogatif beliau untuk menentukan siapa cawapres Mas Ganjar,” kata Yandri di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Jumat, 2 Juni 2023.
Sementara itu, PAN disambangi oleh Partai Gerindra, kemarin. Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan bahasan soal Erick Thohir ibarat jadi menu utama persamuhan itu.
“Apakah tadi disebut? Rasanya untuk urusan Pak Erick Thohir masuk dalam menu wajib pertemuan,” kata Eddy di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Senin, 5 Juni 2023.
Pilihan Editor: Peluang Duet Prabowo Subianto dan Erick Thohir Dinilai Kuat, Ini Alasannya