Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahmad Basarah: Peringatan Hari Lahir Pancasila Adalah Kebijakan Negara Lintas Rezim

image-gnews
Iklan

INFO NASIONAL - Setiap 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Peringatan ini didasarkan pada Keputusan Presiden No. 24/2016 tentang Hari Lahir Pancasila.

Wakil Ketua MPR RI, Dr. Ahmad Basarah mengajak bangsa Indonesia untuk memahami sejarah peringatan tersebut. Menurutnya, peringatan Hari Lahir Pancasila bukan kebijakan yang khas di era Presiden Joko Widodo. 

Artinya, peringatan tersebut bukan kebijakan yang bersifat rezimental, tetapi merupakan kebijakan negara yang dibenarkan oleh para pendiri bangsa. “Sejak pemerintahan Bung Karno dan awal Orde Baru, 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila dan hari libur nasional," kata Basarah.

Bahkan, dia melanjutkan, Perpustakaan Nasional RI menyimpan data berita penerbitan Surat Keputusan Menteri Agama Melalui Menteri Koordinator Kesejahteraan atas Persetujuan Presiden Soekarno pada 1 Juni 1964, untuk menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan hari libur nasional. "Oleh karenanya, sejak 1964 hingga 1968, terjadi peringatan Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni,” ujarnya.

Menurut penulis buku Bung Karno, Islam dan Pancasila (2017) ini, peringatan Hari Lahir Pancasila yang diadakan di Istana Negara, baik Presiden Soekarno maupun Presiden Soeharto selalu menyampaikan pidato kenegaraan. Para pendiri bangsa mantan anggota BPUPK-PPKI juga menyampaikan pidato, memberikan kesaksian tentang kelahiran Pancasila.

“Misalnya, mantan Wakil Ketua BPUPK, RP Soeroso memberikan kesaksian tentang kelahiran Pancasila pada 1 Juni 1945 melalui pidato Bung Karno. Kesaksian Soeroso disampikan dalam peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 1964," kata dia. 

Menurutnya, peringatan Hari Lahir Pancasila secara insidental dilakukan pertama kali pada tahun 1958, meski belum didasarkan pada kebijakan Presiden. "Dalam peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1958, Mr. Muhammad Yamin menyampaikan pidato dan memberikan kesaksian bahwa tanggal 1 Juni 1945 adalah hari dimana pertama kali ajaran Pancasila disampaikan oleh Bung Karno".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Basarah, peringatan Hari Lahir Pancasila lalu dihapuskan oleh pemerintah Orde Baru sejak tahun 1970. Alasannya, ditemukan data sejarah bahwa Mr. Yamin dan Mr. Soepomo telah mengusulkan Pancasila di sidang BPUPK lebih dahulu dari Bung Karno, yakni pada 29 Mei dan 31 Mei 1945. 

Berdasarkan konstruksi sejarah ini, maka Bung Karno dinilai bukan merupakan satu-satunya tokoh yang mengusulkan Pancasila. Dengan demikian sejak itu, tanggal 1 Juni tidak dijadikan hari kelahiran Pancasila. 

“Padahal baik melalui kesaksian pelaku sejarah seperti Bung Hatta, Panitia Lima maupun oleh kalangan intelektual dan sejarawan, dinyatakan bahwa Yamin dan Soepomo tidak mengusulkan Pancasila. Hanya Bung Karno yang mengusulkan Pancasila di sidang BPUPK. Yamin sendiri di berbagai pidato tahun 1950-an menegaskan bahwa Pancasila lahir pada 1 Juni 1945 melalui pidato Bung Karno, bukan melalui pidatonya pada 29 Mei 1945,” kata Basarah.

Karena itu, amanat Reformasi dalam bidang penguatan Pancasila adalah pelurusan sejarah kelahiran Pancasila. Hal tersebut menurut Basarah dilakukan oleh MPR RI yang membangun kesepakatan antar-fraksi MPR untuk menyusun konstruksi sejarah kelahiran Pancasila yang lurus. 

Hasilnya adalah kesepakatan fraksi-fraksi MPR bahwa pembentukan Pancasila terjadi dalam fase kelahiran (1 Juni 1945), fase perumusan (22 Juni 1945) dan fase finalisasi (18 Agustus 1945). Ketiga fase ini menurut Basarah merupakan kesatuan proses kelahiran dan perumusan Pancasila. Kesepakatan MPR ini lalu diadopsi oleh Keppres No. 24/2016 tentang Hari Lahir Pancasila yang menjadi dasar bagi peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni sebagaimana kita rayakan saat ini. 

Berdasarkan hal ini, Basarah mengajak seluruh komponen bangsa memahami dan memperingati Hari Lahir Pancasila bukan sebagai kebijakan yang bersifat rezimental, tetapi menjadi kebijakan negara yang lintas rezim. Hal itu disebabkan oleh fakta kelahiran Pancasila yang diamini oleh para pendiri bangsa perumus Pancasila. (*)

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dompet Dhuafa Hadirkan Sumur Wakaf di Buano Maluku

57 menit lalu

Dompet Dhuafa Hadirkan Sumur Wakaf di Buano Maluku

Keberadaan air bersih impian seluruh masyarakat Buano Utara dan Buano Selatan sejak berpuluh-puluh tahun lamanya


Komisi V Minta Pemerintah Pusat dan Pemda Sinergi Atasi Krisis Air

1 jam lalu

Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras. Foto : Dok/Man
Komisi V Minta Pemerintah Pusat dan Pemda Sinergi Atasi Krisis Air

Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras menegaskan diperlukan sinergitas antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk mengatasi permasalahan krisis air.


DPR Terima Kunjungan 100 Ketua OSIS Indonesia

1 jam lalu

Ketua DPR Dr. (H.C) Puan Maharani foto bersama usai menerima kunjungan para ketua osis yang tergabung dalam Indonesia Student Leadership Camp (ISLC) Universitas Indonesia Tahun 2023 di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (25/9/2023). Foto : Runi/Man
DPR Terima Kunjungan 100 Ketua OSIS Indonesia

DPR RI menerima kunjungan resmi (courtesy visit) 100 ketua osis yang berasal dari berbagai sekolah di Indonesia.a


Mendag Dukung Kemandirian Bahan Baku Obat Indonesia

1 jam lalu

Mendag Dukung Kemandirian Bahan Baku Obat Indonesia

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan dukungannya agar Indonesia dapat mandiri dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku obat dan biofarmasi.


Lestari Moerdijat: Perjuangan Perempuan Indonesia Belum Selesai

1 jam lalu

Lestari Moerdijat: Perjuangan Perempuan Indonesia Belum Selesai

Nilai-nilai dalam Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan, harus menjadi dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara


Mendag Ajak Masyarakat Kolaborasi dan Kerja Sama Majukan Ekonomi

2 jam lalu

Mendag Ajak Masyarakat Kolaborasi dan Kerja Sama Majukan Ekonomi

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengajak masyarakat berkolaborasi dan bekerja sama untuk memajukan perekonomian nasional.


PPHN Penguat Pemerintah Implementasikan Roadmap Indonesia Emas 2045 KADIN Indonesia

2 jam lalu

PPHN Penguat Pemerintah Implementasikan Roadmap Indonesia Emas 2045 KADIN Indonesia

Kehadiran PPHN untuk memastikan RPJPN 2025-2045 dijalankan oleh siapapun presiden yang memimpin Indonesia


Lintas Negara ASEAN, Road Trip Hyundai Ioniq 5 Dapat Dukungan dari Ketum IMI

2 jam lalu

Lintas Negara ASEAN, Road Trip Hyundai Ioniq 5 Dapat Dukungan dari Ketum IMI

Road Trip Hyundai Ioniq 5 membuktikan bahwa kendaraan listrik memiliki daya tahan luar biasa dalam menaklukan berbagai medan turing


Menjaga Hilirisasi SDA untuk Pembangunan Berkelanjutan

2 jam lalu

Menjaga Hilirisasi SDA untuk Pembangunan Berkelanjutan

PPHN adalah amanat rakyat yang di dalamnya terkandung ketetapan atau perintah konstitusional untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan.


Fadel: Taman Kelapa Dunia Potensi Wisata dan Investasi

2 jam lalu

Fadel: Taman Kelapa Dunia Potensi Wisata dan Investasi

Taman Kelapa Dunia diharapakan menjadi ikon baru Kabupaten Gorontalo.