TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Kapolri Jendral Listiyo Sigit Prabowo meminta Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri membongkar sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) jaringan Internasional. Menurut Sigit, sampai saat ini setidaknya lima juta orang lebih Pekerja Migran Indonesia (PMI) berangkat dengan jalur ilegal.
Sigit mengatakan TPPO merupakan permasalahan internasional yang harus ditangani secara serius. Hal tersebut merupakan tugas penting bagi Divhubinter Polri untuk bisa mengungkap sindikat dalam kejahatan tersebut. "TPPO yang saat ini juga menjadi permasalahan internasional, saya minta juga dari Divhubinter untuk kemudian bisa berkerja sama dengan negara-negara luar untuk kemudian mencari tau, kelompok, atau sindikat yang ada," kata Sigit di Tangerang Selatan, pada Rabu 31 Mei 2023.
Menurut Sigit, personel Polri harus serius dalam penanganan kasus TPPO. Apalagi, kata Sigit, dari 9 juta pekerja migran Indonesia, 5 juta di antaranya berangkat dengan jalur ilegal. "Kita harus melakukan penegakan hukum, pemberantasan, terhadap masyarakat kita yang mungkin jadi korhan TPPO. Karena dari data yang ada dari 9 juta masyarakat yang kerja di luar negeri, kurang lebih 5 juta berangkat dengan cara ilegal," kata Sigit.
Oleh karena itu, kata Sigit, Divhubinter Polri memiliki peran penting dalam melakukan pengamanan dan penjagaan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang beraktivitas di luar negeri. "Tentunya, hak-hak mereka harus kita lindungi. Oleh karena itu peran kepolisian yang ada di luar negeri khususnya di wilayah yang menjadi tujuan masyarakat bekerja didalamnya ada indikasi juga sebagian adalah korban dari TPPO betul betul bisa diberikan perlindungan pada saat terjadi masalah," kata dia.
Ia juga mengimbau warga Indonesia yang bekerja di luar negeri dapat segera melapor kepada petugas jika mendapat perlakuan tidak menyenangkan atau mengalami penganiayaan. "Mereka bisa segera menghubungi kepolisian dan saya harapkan perwakilan polisi di luar negeri bisa mengambil langkah bekerja sama. Baik dengan negara setempat, maupun segera menghubungi kita yang ada di Indonesia sehingga kemudian ini betul-betul bisa membantu menyelamatkan korban yang terkait dengan TPPO," kata Sigit.