Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kiprah Abang-Adik, Mochtar Kusumaatmadja dan Sarwono Kusumaatmadja Menteri Andalan Soeharto

image-gnews
Sarwono Kusumaatmadja dan mantan Presiden Soeharto. TEMPO/Rully Kesuma, Dok. TEMPO/ Rini PWI
Sarwono Kusumaatmadja dan mantan Presiden Soeharto. TEMPO/Rully Kesuma, Dok. TEMPO/ Rini PWI
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sarwono Kusumaatmadja meninggal dalam perawatannya di Adventist Hospital Penang, Malaysia,pada 26 Mei 2023, pukul 17.12 waktu setempat. Jenazah Sarwono tiba di Jakarta pada 27 Mei 2023untuk disemayamkan di rumah duka. Lalu, jenazah akan disemayamkan di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta pada 28 Mei 2023. Kemudian, jenazah akan dimakamkan di Pemakaman San Diego Hills.

Selama masa Orde Baru, nama Sarwono Kusumaatmadja sangat dikenal di kalangan masyarakat. Pria kelahiran 24 Juli 1943 ini semasa hidupnya tercatat pernah berkarier di pemerintahan dengan menduduki beberapa jabatan menteri, terutama ketika Orde Baru. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pada masa Kabinet Pembangunan V (1988-1993).

Selain itu, ia juga pernah memegang jabatan sebagai Menteri Negara Lingkungan Hidup Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) serta Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Persatuan Nasional (1999-2000), seperti tercatat dalam Tempo.co.

Sarwono diketahui juga pernah duduk di kursi DPR Indonesia (1971-1988), Anggota MPR (1988), Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar (1983-1988), Manggala BP-7 (1984), Ketua Persatuan Tenis seluruh Indonesia (PELTI) Bidang Organisasi (1986), dan Ketua Umum Yayasan Bhakti Bangsa.

Sarwono pun pernah mengungkapkan bahwa dirinya menolak bujukan Presiden Soeharto untuk menjadi inner circle atau bagian Orang Cendana. Ia menolak karena sinyal-sinyalnya tidak jelas. Ia menegaskan bahwa Presiden Soeharto memiliki dua sisi, yaitu sebagai presiden dan seseorang yang memiliki dirinya sendiri. Sebagai bawahan dan atasan, Sarwono, dalam kapasitasnya sebagai menteri akan mengikuti perintah Soeharto sebagai presiden. Namun, ia menolak tegas menjadi bagian dari lingkaran dalam Soeharto.

Tidak sendiri, kakak Sarwono, Mochtar Kusumaatmadja merupakan akademisi dan diplomat Indonesia yang aktif ketika masa Orde Baru. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman (1974-1978) dan Menteri Luar Negeri (1978-1988). Sebelumnya, ia telah mewakili Indonesia dalam Konferensi Hukum Laut di Jenewa (1958-1961). Bahkan, beberapa karya tulisnya mengilhami lahirnya Undang-Undang Landas Kontinen Indonesia 1970, seperti dilansir p2k.stekom.ac.id

Mochtar juga pernah menjabat sebagai guru besar di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran. Namun, ia dipecat karena sering mengkritik pemerintah, antara lain Manifesto Politik Soekarno dan Soekarno disebut sebagai "Sosialis musiman". Namun, pemecatan tersebut tidak membuatnya kehilangan jati diri. Bahkan, kariernya semakin melonjak setelah pergantian rezim dari pemerintahan Soekarno ke pemerintahan Soeharto (Orde Baru).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain menjadi menteri pada Orde Baru, Mochtar juga diangkat sebagai Ketua Umum Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) pada akhir 1985. Ia juga mendirikan kantor hukum bernama Mochtar-Karuwin-Komar (MKK) sekaligus menjadi kantor firma hukum pertama di Indonesia yang mempekerjakan pengacara asing.

Saat ini, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet), Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, serta Menteri Hukum dan HAM, Yasona H Laoly mendukung pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Mochtar Kusumaatmadja. Mengingat rekam jejaknya sangat besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kedaulatan Indonesia.

Visi kakak Sarwono Kusumaatmadja ini tentang hukum sebagai instrumen menjadi embrio dari jalan panjang memperjuangkan konsep prinsip Negara Kepulauan (Deklarasi Juanda) agar diterima masyarakat internasional melalui tiga kali penyelenggaraan Konferensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pilihan Editor: Mantan Menteri Sarwono Kusumaatmadja Wafat, Pemakaman Dijadwalkan Minggu

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Walhi Anggap Proyek Strategis Nasional Jokowi Konyol dan Mirip Proyek Cendana Era Soeharto

15 jam lalu

Aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) bersama warga Nagari Air Bangis melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Kemenko Marves, Jakarta, Jumat, 22 September 2023. Dalam aksinya mereka menyampikan penolakan pengusulan Air Bangis sebagai wilayah Proyek Strategis Nasional (PSN), karena dengan adanya proyek tersebut warga terancam akan kehilangan lahan yang menjadi sumber nafkah mereka. TEMPO / Hilman Fathurrahmam W
Walhi Anggap Proyek Strategis Nasional Jokowi Konyol dan Mirip Proyek Cendana Era Soeharto

Ia pun menganggap proyek-proyek strategis Jokowi ini konyol. Sebab, proyeknya strategis tapi tidak ada kajian.


Momen Presiden Jokowi Diberi Tas Kalung oleh Warga Papua

7 hari lalu

Presiden Jokowi menerima cendera mata dari penerima SK Perhutanan Sosial & Adat dalam puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (Festival LIKE) di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Senin, 18 September 2023. TEMPO/Subekti.
Momen Presiden Jokowi Diberi Tas Kalung oleh Warga Papua

Jokowi sempat terdiam untuk menerima kalung itu, sebelum dia memakainya sendiri. Setelah Jokowi memakainya, pengunjung yang hadir sempat sorai.


Profil Daud Beureueh, Pejuang yang Dicap Pemberontak Asal Pidie Aceh

10 hari lalu

Daud Beureueh. Foto : wikipedia
Profil Daud Beureueh, Pejuang yang Dicap Pemberontak Asal Pidie Aceh

Pada 17 September 1899 hari kelahiran tokoh pejuang kemerdekaan asal Aceh, Daud Beureueh. ia pejuang yang kemudian lakukan pemberontakan.


Lima Wanita Masuk Kabinet PM Kishida, Keterwakilan Perempuan dalam Politik di Jepang Masih Rendah

12 hari lalu

Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa mengamati hari perombakan kabinet di Tokyo, Jepang 13 September 2023. REUTERS/Issei Kato
Lima Wanita Masuk Kabinet PM Kishida, Keterwakilan Perempuan dalam Politik di Jepang Masih Rendah

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan susunan kabinet baru, Rabu, 13 September 2023, dengan memasukkan lima menteri perempuan


Mengenang AH Nasution, Orang Kuat Kedua di TKR Sesudah Jenderal Soedirman

19 hari lalu

Jenderal AH Nasution. Wikipedia
Mengenang AH Nasution, Orang Kuat Kedua di TKR Sesudah Jenderal Soedirman

Jenderal AH Nasution merupakan satu diantara tiga jenderal Indonesia yang dianugerahi Jenderal Besar Bintang Lima. Ini kehidupannya.


Jokowi Serukan Persatuan saat Membuka KTT ASEAN

20 hari lalu

Presiden Joko Widodo berpidato saat pembukaan KTT ke-43 ASEAN 2023 di Jakarta, Selasa 5 September 2023. ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Akbar Nugroho Gumay
Jokowi Serukan Persatuan saat Membuka KTT ASEAN

Jokowi membantah adanya perpecahan di kalangan negara-negara ASEAN.


Para Menteri Luar Negeri Sodorkan Concord IV ASEAN kepada Para Kepala Negara

21 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memberikan sambutan saat pembukaan Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin 4 September 2023. ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Aditya Pradana Putra
Para Menteri Luar Negeri Sodorkan Concord IV ASEAN kepada Para Kepala Negara

Para menteri luar negeri ASEAN pada Senin, 4 September 2023, mengesahkan ASEAN Concord IV yang akan diadopsi pada KTT di Jakarta pekan ini.


Serbia, Panama, dan Kuwait Tanda Tangan Traktat Persahabatan ASEAN

21 hari lalu

Logo ASEAN. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Serbia, Panama, dan Kuwait Tanda Tangan Traktat Persahabatan ASEAN

Serbia, Panama, dan Kuwait menandatangani aksesi traktat persahabatan dan kerja sama (TAC) ASEAN di Jakarta.


Siap Jadi Perisai Hukum Jokowi Usai Lengser, Yusril Ihza Mahendra Pernah Lakukan untuk Soeharto

21 hari lalu

Ekspresi Ketua tim kuasa hukum TKN Jokowi - Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra setelah sidang putusan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis malam, 27 Jui 2019. Majelis hakim MK memutuskan menolak seluruh dalil yang diajukan tim kuasa hukum BPN Prabowo - Sandi selaku pemohon terkait sengketa Pilpres 2019. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Siap Jadi Perisai Hukum Jokowi Usai Lengser, Yusril Ihza Mahendra Pernah Lakukan untuk Soeharto

Ketua PBB Yusril Ihza Mahendra sebut kesediaannya menjadi perisai hukum untuk Jokowi usai tak menjabat. Hal sama pernah dilakukannya untuk Soeharto.


Rocky Gerung Sebut Yusril Pantas Menjadi Perisai Hukum Jokowi Pasca Lengser

22 hari lalu

Akademisi Rocky Gerung memberikan keterangan saat konferensi pers kasus dugaan penghinaan Presiden Joko Widodo di Menteng, Jakarta, Jumat, 4 Agustus 2023. Dalam keteranganya, ia mengaku tidak menghina Presiden Jokowi sebagai individu, melainkan pada kinerja ia juga meminta maaf atas kegaduhan karena kritikanya yang dianggapnya tajam, Rocky juga mengaku ucapannya yang viral itu juga berimbas pada kegiatannya sebagai pembicara yang ditolak di sejumlah daerah. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Rocky Gerung Sebut Yusril Pantas Menjadi Perisai Hukum Jokowi Pasca Lengser

"Perisainya apa? Ada perisai hukum, hingga culture tersedia. Tetapi perisai yang paling tangguh adalah batin presiden sendiri," kata Rocky Gerung.