Ia juga pernah menjadi Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998). Serta pernah menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Persatuan Nasional (1999-2000).
Selain itu, Sarwono diketahui juga pernah duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI). Tepatnya pada 1971-1988, serta pernah menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 1988.
Tak hanya itu, Sarwono juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya (Golkar) pada 1983-1988.
Lebih lanjut, Sarwono juga pernah menjadi Manggala BP-7 pada 1984 dan Ketua Persatuan Tenis seluruh Indonesia (PELTI) Bidang Organisasi pada 1986. Serta dipercaya sebagai Ketua Umum Yayasan Bhakti Bangsa.
Menolak bujukan Presiden Soeharto
Dikutip dari Tempo, Sarwono pernah mengungkapkan bahwa dirinya menolak bujukan Presiden Soeharto untuk menjadi inner circle atau ‘Orang Cendana’.
“Saya menolak karena sinyal-sinyalnya tidak clear,” kata Sarwono Kusumaatmadja kepada Tempo seusai peluncuran memoar dan HUT yang ke-75 di Jakarta Selatan pada Sabtu 28 Juli 2018.
Presiden Soeharto, kata Sarwono, memiliki dua sisi: sebagai presiden dan seseorang yang memiliki dirinya sendiri.
Sebagai bawahan dan atasan, Sarwono, dalam kapasitasnya sebagai menteri, akan mengikuti perintah Soeharto sebagai presiden. Namun ketika ditawari untuk menjadi bagian dari lingkaran dalam Soeharto, Sarwono secara tegas menolaknya.
AMELIA RAHIMA SARI | M JULNIS FIRMANSYAH | UNTUNG WIDYANTO
Pilihan Editor: Cerita Sarwono Kusumaatmadja Menolak Jadi Inner Circle Presiden Soeharto
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.