TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon presiden Anies Baswedan membahas masalah mafia di berbagai bidang yang merugikan negara. Dia melihat perbuatan mafia ini ikut menyulitkan kepentingan publik.
"Karena itu, seluruh mafia ini harus kita bereskan. Republik ini tidak akan bisa maju bila kita membiarkan mafia-mafia itu meraja rela di negeri ini," ujarnya di hadapan relawan saat pidato di Tennis Indoor Senayan, Minggu, 21 Mei 2023.
Anies Baswedan juga menyebutkan berbagai contoh kasus yang telah mengundang perhatian publik. Kasus yang dia singgungg adalah pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang libatkan Ferdy Sambo, kasus narkoba Inspektur Jenderal Teddy Minahasa Putra, dan rekening fantastis pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo.
"Jadi kita menyaksikan ketika peristiwa mafia ini terkuak, polisi jenderal bintang dua membunuh anak buahnya, terbuka. Ada yang menyelundupkan narkoba, ada petugas pejabat pajak yang kekayaannya fantastis. Itu sudah merepotkan," kata Anies.
Dia mengatakan, perkara itu membuat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo harus bekerja ekstra mengembalikan kepercayaan publik. Terlebih lagi merawat polisi yang berintegritas di tubuh Polri.
Begitu juga dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, kata Anies, bahwa perempuan itu harus ikut keliling menjaga integritas pegawai kementerian yang dipimpinnya.
"Saya pernah di pemerintahan, saya menyadari betul, ya benar ada orang-orang bermasalah, tapi banyak lagi orang-orang yang bisa menegakkan amanah, orang-orang yang berintegritas," tutur Anies Baswedan.
Baca juga: Anies Baswedan Sudah Kantongi Nama Cawapres Pendampingnya, Tapi Belum Akan Diumumkan
Anies Baswedan sebut kasus Johnny Gerard Plate
Kasus lain yang dia sebut juga adalah soal korupsi menara Base Transceiver Station atau BTS yang menyeret Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate. Orang itu juga merupakan Sekretaris Jenderal Partai NasDem, pihak partai yang ikut mengusung Anies sebagai capres 2024.
Anies menyampaikan bahwa Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh berkomitmen menegakkan hukum. Kemudian juga menyerahkan penegak hukum untuk mengurus hingga tuntas.
"Ketika kita menyaksikan peristiwa-peristiwa seperti itu, kita geram. Ini harus kita hadapi, apalagi sekarang, kita kumpul hari ini, tepat 25 tahun reformasi di Indonesia," kata Anies.
Dalam kesempatan ini, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan pidato politik. Kepada relawannya, dia menyampaikan berbagai cerita dan keluhan masyarakat yang pernah dia dengar selama berkeliling di berbagai daerah.
Pilihan Editor: Sudah Kantongi Nama Cawapres, Anies Baswedan: Bisa Laki, Bisa Perempuan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.