TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh Tionghoa Provinsi Sumut, Iskandar ST, mengkritik keras pernyataan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo yang mengatakan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) dan masyarakat Tionghoa mendukung siapa pun calon presiden yang didukung Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2024. Dia menilai PSMTI tak boleh ditarik dalam ranah politik praktis.
"Saya sebagai keturunan Tionghoa sangat keberatan dan menyesalkan pernyataan itu, seolah-olah seluruh orang Tionghoa telah menyatakan dukungan seperti yang disampaikan Hary Tanoe. Padahal kenyataannya tidak begitu," kata Iskandar lewat pesan singkat, Kamis, 18 Mei 2023.
Hary Tanoe diminta tak seret identitas Tionghoa ke ranah politik praktis
Dia menegaskan, Hary Tanoe tidak boleh menyeret-nyeret identitas Tionghoa ke dalam pergelutan dunia politik praktis. Kalau mau mengajak, dia harus merangkul orang Tionghoa masuk ke partai politik supaya bisa menyampaikan aspirasi politik ke partai yang dipilih, sesuai hati nuraninya. Apalagi, menurut dia PSMTI adalah organisasi sosial.
"Ini kan tidak, dia langsung mengklaim. Seolah-olah 7 juta orang Tionghoa yang disebut-sebut sebagai besar tergabung di PSMTI sudah pasti mendukung Capres yang didukung Jokowi. Gak betul itu, masih banyak orang Tionghoa yang tidak terlibat politik praktis, dan belum tentu setuju dengan Capres yang didukung Jokowi," kata dia.
Iskandar mengingatkan agar orang Tionghoa jangan mau dijadikan tumbal politik atau kuda tunggangan yang akhirnya menjadi kambing hitam dan korban.
"Sekali lagi saya tekankan, jika ada orang Tionghoa yang ingin berpolitik maka masuklah ke partai politik. Sampaikan aspirasi politiknya di masing-masing partai yang ada tanpa tekanan," ucapnya.
Selanjutnya, pernyataan Hary Tanoe dinilai tak wakili seluruh masyarakat Tionghoa