TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengakui deklarasi mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden atau capres membuat hubungannya dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi dingin. Menurut dia, masalah inilah yang membuat hubungan mereka merenggang dibandingkan isu lain ketika Surya dan NasDem menolak perpanjangan masa jabatan presiden.
"Lebih keras penolakan terhadap pencalonan Anies. Saya pikir analisis saya tidak salah. Tidak ada isu lain yang membuat hubungan kami sedikit merenggang," kata Surya dalam wawancara bersama Tempo di kantornya di lantai 20 NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Mei 2023.
NasDem mendeklarasikan Anies pada 3 Oktober 2022. Lalu pada 26 Januari 2023, Surya bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta. Inilah pertemuan terakhir Surya dan Jokowi.
Di momen lebaran, Jokowi tidak bertemu Surya. Begitu pun pada 2 Mei 2023, Jokowi mengumpulkan ketua umum partai koalisi pemerintah di Istana Merdeka, Jakarta. Jokowi pun sengaja tidak mengundang Surya.
Anies Tak Lanjutkan Program Jokowi?
Hubungan yang retak antara Jokowi dan Surya ini pun memunculkan berbagai spekulasi. Salah satunya karena ada kekhawatiran Anies tidak melanjutkan program Jokowi. Contohnya saja di proyek Ibu Kota Negara atau IKN.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai NasDem Dedy Ramanta membantah Anies akan menjegal proyek IKN-nya Jokowi. "Saya kira tudingan macam-macam terhadap Anies itu tidak benar. Makanya, perlu diluruskan," kata Dedy, 18 Februari 2023.
Akan tetapi, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat punya pendapat berseberangan. “Kan sudah terbukti, kelihatan. Jadi apa yang sudah diprogramkan Pak Jokowi, Pak Ahok, sama saya (di DKI), itu kan nggak dilanjutin,” kata Djarot saat dihubungi, Ahad, 26 Februari 2023.
Sementara, Anies justru menyebut proyek IKN sudah jadi perintah UU. "Kita semua ketika dilantik tugas apapun sumpahnya melaksanakan UU," kata dia, 2 Maret 2023.
Ditanya soal kemungkinan Jokowi khawatir Anies menjadi calon presiden, Surya hanya berharap Jokowi menjadi pribadi yang lebih hebat. "Dia bisa menjadi pemimpin besar, ketika dia membuka wawasannya, visinya juga besar. Jiwanya juga harus besar," kata dia.
Surya kemudian balik bertanya apa yang salah ketika NasDem mengusung Anies. Anies, kata dia, adalah warga negara Indonesia yang masih punya hak politik. "Kalau hak politiknya sedang dicabut, dia bukan WNI, ngapain dicalonkan?" cerita Surya.
Bagi Surya, dirinya tetap ingin pembangunan yang sudah dilakukan saat ini berlanjut. Di sisi lain, dia akan melakukan koreksi bila memang ada hal yang tidak perlu dilanjutkan.
Surya yakin Jokowi yang sudah dia kenal lama, telah metelakkan dasar agar pembangunan negeri ini berjalan dalam progres yang cepat. "Kenapa kita tidak sambut itu? Jangan seakan-akan tidak ada satu pun ruang untuk dikoreksi. Saya pikir naif sekali kita," ujar Surya.
Cerita lengkap soal hubungan Surya Paloh dan Jokowi yang kian merenggang ini diungkap lebih lengkap dalam laporan Majalah Tempo edisi 14 Mei ini yang berjudul "Pisah Jalan Mantan Sekondan."
Pilihan Editor: Sambangi Ma'ruf Amin, Cak Imin Sebut Didukung Maju Cawapres