Kendati demikian, Plate menegaskan komitmen NasDem yang tidak tergoyahkan dari awal untuk bersama Jokowi dari 2014 sampai 2024. "Setelah 2024 ke sana, itu kan lain soal," ujarnya.
Plate juga menanggapi santai soal anggapan NasDem tidak kompak dengan Jokowi. "Kalau soal anggap menganggap itu namanya dinamika politik, yang penting komitmennya," kata dia.
Bukan lagi bagian dari parpol pendukung pemerintah
Sementara Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai partai besutan Surya Paloh itu tak lagi dianggap sebagai partai koalisi pemerintahan Jokowi.
"Pertemuan tadi malam (Selasa malam) yang tidak mengundang NasDem itu sangat clear, sangat jelas, ya saat ini bahwa NasDem bukan lagi bagian dari parpol pendukung pemerintah. Sangat jelas, sangat clear. Dan tidak diundang itu bukan lagi tanda-tanda, bukan lagi sinyalemen, tetapi memang fakta dan kenyataan," kata Ujang saat dihubungi Tempo, Rabu, 3 Mei 2023.
Menurut Ujang, renggangnya hubungan antara NasDem dengan Jokowi mulai terlihat setelah partai pimpinan Surya Paloh itu mengusung Anies Baswedan sebagai capres. Selain itu, beberapa pernyataan yang menyebut Anies merupakan antitesa Jokowi juga semakin membuat hubungan keduanya berjarak.
"Anies dianggap antitesa Jokowi, dianggap musuh Jokowi, makanya NasDem yang mengusung Anies dianggap pihak lawan dan oposisi," kata Ujang.
FAJAR PEBRIANTO | M JULNIS FIRMANSYAH
Pilihan Editor: Jokowi Ungkap Alasan Tak Undang NasDem ke Istana: Sudah Punya Koalisi Sendiri
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.