TEMPO.CO, Jakarta - Kota Semarang tengah bergembira hari-hari ini. Hal itu tidak lepas dari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Semarang yang ke-476 pada 2 Mei kemarin. Sejumlah kegiatan pun diadakan Pemerintah Kota dalam menyambut hari bahagia tersebut.
Memiliki perjalanan panjang beberapa abad silam, yakni 1547, bagaimanakah muasal pendirian Ibu Kota Jawa Tengah tersebut?
Kilas Balik Pendirian Kota Semarang
Melansir dari laman dprd.jogjaprov.go.id, sejarah Kota Semarang yang terletak di Jawa Tengah bermula pada sekitar abad ke-8 M. Berawal dari daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno, daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil.
Akibat pengendapan yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada 1405 M.
Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan masjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).
Berlanjut menuju akhir abad ke-15 M, seorang pemuda yang dikenal sebagai Pangeran Made Pandan ditempatkan oleh Kerajaan Demak untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Seiring berjalannya waktu, daerah tersebut semakin subur hingga munculnya pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.
Sebagai pendiri desa, Pangeran Made Pandan kemudian menjadi kepala daerah setempat dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II yang kelak disebut sebagai Sunan Bayat.
Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten.
Pada 2 Mei 1547 atau bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 Rabiul Awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Berdasarkan peristiwa itu, alhasil 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.
Semarang Masa Kolonial
Seiring dengan masuknya kolonialisme Belanda ke Indonesia, pada 1678 Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas.
Warga mendorong sepeda motornya yang mogok di jalan yang terendam banjir di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 6 Februari 2021. Sejumlah jalan di kawasan cagar budaya dengan julukan "Little Netherland" yang dibangun pada masa pemerintahan Kolonial Belanda sekitar abad ke-18 itu terendam banjir dengan ketinggian bervariasi antara sekitar 20- 60 cm akibat curah hujan tinggi sejak Jumat malam. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Kemudian pada 1705 Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Kota Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.
Pada 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906...