TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu ratusan kader di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat 28 April 2023 petang.
Kedatangan Airlangga di Hotel Dafam, Kulon Progo itu disambut teriakan, "Airlangga Presiden, Airlangga Presiden," oleh sekitar 700-an kader Golkar se-DIY yang hadir.
Usai pertemuan dengan para kader itu, Airlangga sendiri memilih tak banyak berkomentar.
Saat ditanya tentang desakan kader Golkar DIY ihwal pencalonan presiden, Airlangga hanya berseloroh bahwa deklarasi pencapresannya sudah dilakukan kader di Yogyakarta.
"Itu (kader Golkar DIY) kan sudah deklarasi," ujar Airlangga.
Adapun soal persiapan pemilu 2024 mendatang, terutama menghadapi pemilihan legislatif (pileg) juga pemilihan presiden (pilpres), Airlangga menuturkan jika pengurus daerah sudah melakukan persiapan optimal.
"Untuk pileg dan pilpres persiapan sudah maksimal, seperti di Yogya ini dari fungsionarisnya siap, DPD (dewan pimpinan daerah) nya juga siap," kata dia.
Dengan siapnya para pengurus partai di tingkat provinsi itu, kata Airlangga, praktis pengurus partai di tingkat kabupaten/kota hingga relawan juga sudah siap.
Posisi Airlangga sebagai Capres masih bisa berubah
Adapun Ketua DPD Partai Golkar DIY Gandung Pardiman menuturkan, suara akar rumput hingga pengurus partai kabupaten/kota dan provinsi di DIY sejak awal mengharapkan Airlangga Hartarto maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Hanya saja, ujar Gandung, dorongan Airlangga untuk maju sebagai capres itu tetap tidak mengesampingkan hasil komunikasi politik yang terjadi dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang berisi Golkar, PAN, dan PPP.
"Sekarang itu kan sebenarnya masa detik-detik terakhir (komunikasi koalisi soal pencalonan presiden)," kata Gandung.
Anggota DPR RI itu membeberkan, pihaknya melihat sedikitnya ada dua opsi untuk merumuskan poros baru pasca beberapa partai sudah mendeklarasikan dukungan capres pilihanya.
"Ada beberapa partai masih eksis untuk membentuk koalisi besar, ada Partai Gerindra, PKB, PAN dan Golkar, jadi masih ada dua jalan untuk pencapresan itu," kata Gandung.
"Misalnya jika capresnya dari Golkar, maka wakilnya bisa dari PKB atau PAN," kata dia.
"Atau jika capresnya Prabowo (Subianto, Ketum Gerindra), wakilnya bisa Airlangga, jadi kami rasa belum buntu untuk pencapresan," ujar Gandung.
Selanjutnya, Golkar tak ingin Airlangga bernasib seperti Aburizal Bakrie