TEMPO Interaktif, Semarang:Sekretaris Komisi Bidang Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah, Tonthowi Jauhari meminta agar iklan sekolah gratis yang dilakukan Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo dihentikan.
"Iklan seperti ini sia-sia. Lebih baik dananya digunakan untuk program perbaikan mutu pendidikan atau program lain yang lebih konkrit," kata Tonthowi di Semarang, Rabu (22/4). Iklan sekolah gratis ini juga saalah satu bentuk pemborosan uang negara. "Pemerintah tidak perlu membuang-buang dana hanya untuk sekedar iklan seperti itu".
Tonthowi menilai, para menteri yang beriklan mengenai program keberhasilannyaa telah salah memaknai sebuah iklan. Jika partai politik mengiklankan diri maka bertujuan agar masyarakat memilih partai tersebut. Sama halnya ketika sebuah produk dari sebuah perusahaan beriklan maka bertujuan agar masyarakat membeli produk tersebut.
Namun, kata dia, jika iklan berupa sekolah gratis dibuat dan ditayangkan di televisi maka tujuannya menjadi tidak jelas. "Ini apa-apaan," kata Politikus Partai Amanat Nasional Boyolali ini. Selain iklan sekolah gratis, iklan-iklan yang sia-sia dari Kabinet Indonesia Bersatu di bawah Persiden Susilo Bambang Yudhoyono juga banyak, seperti iklan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, iklan Departemen Agama, dan lain-lain.
Tonthowi mengakui jika pemerintah beserta para kabinetnya ingin membangun citra yang baik di masyarakat. Namun, kata dia, iklan pendidikan gratis itu tidaklah tepat. Menurutnya, kalaupun toh sebuah departemen mampu berhasil kinerjanya maka masyarakat akan merasakan kerja itu. "Tanpa diiklankan pun masyarakat akan menilai positif," kata dia.
ROFIUDDIN