TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan tengah menyelidiki unggahan ancaman kepada warga Muhammadiyah yang diduga dilakukan oleh salah satu penelitinya.
Dia mengatakan BRIN masih mengecek status Aparatur Sipil Negara si pengunggah, yakni Andi Pangerang Hasanuddin."Saat ini BRIN sedang melakukan pengecekan kebenaran atas informasi tersebut,” kata Laksana lewat keterangan tertulis, Senin, 24 April 2023.
Laksana Tri Handoko mengatakan pengecekan status ASN itu dilakukan untuk mengkonfirmasi benar tidaknya bahwa Andi merupakan pegawai di BRIN. Dia mengatakan apabila penulis komentar itu benar merupakan ASN di BRIN, maka sesuai regulasi BRIN akan memprosesnya lewat Majelis Etik ASN.
“Apabila penulis komentar tersebut dipastikan ASN BRIN, sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021,” kata dia.
Sebelumnya, jagat maya dihebohkan oleh postingan Andi Pangerang Hasanuddin di Facebook yang diunggah pada Ahad, 23 Maret 2023. Komentar Andi itu bermula dari unggahan sesama peneliti BRIN, Thomas Dajamaluddin, mengenai perbedaan penentuan 1 Syawat 1444 Hijriah atau penentuan Idul Fitri antara pemerintah dengan Muhammadiyah.
Dalam unggahan Thomas itulah, Andi kemudian mengutarakan komentar yang bernada ancaman kepada warga Muhammadiyah. “Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat kegaduhan kalian,” tulis akun AP Hasanuddin, Ahad, 23 April 2023.
Tempo telah berupaya mengkonfirmasi ihwal unggahan tersebut kepada Andi Pangerang namun tak direspons Andi. Dalam salinan surat yang diterima Tempo, Andi menyampaikan permintaan maaf atas unggahannya tersebut kepada warga dan pimpinan Muhammadiyah. Dia mengatakan menulis komentar itu karena emosi dengan serangan yang dilayangkan kepada akun milik Thomas Djamaluddin. Dia mengakui bahwa postingannya tersebut tidak bijaksana.
“Saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada pimpinan dan seluruh warga Muhammadiyah yang tersinggung dengan komentar saya tersebut. Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan semacam ini lagi di waktu-waktu mendatang,” kata Andi seperti dikutip dari surat pernyataan, Senin, 24 April 2023.
Pilihan Editor: Peneliti BRIN: Idul Fitri Berbeda Bukan Karena Metode Hisab dan Rukyat