TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Papua, Samuel Awom mengatakan saat ini sudah ada empat warga sipil yang menjadi korban tewas akibat perang antara TNI-Polri dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Para korban antara lain berjenis kelamin tiga laki-laki dan satu perempuan.
Samuel menyebut dua korban sebelumnya sempat dinyatakan hilang. Namun, menurut informasi dari warga sipil Intan Jaya, Papua keduanya ditemukan dalam kondisi tulang tulang akibat terbakar di salah satu rumah.
"Lalu ada satu lagi yang tertembak mati atas nama Molombabega Hagisimijau umur 60 tahun di desa Titigi, Distrik Sugapa. Jadi total korban meninggal empat orang," ujar Samuel dalam keterangannya, Selasa, 18 April 2023.
Adapun identitas para korban tewas itu, kata Samuel, antara lain bernama Pendeta Ebi, Bagai, Abiyani Weya, Molombabega Hagisimijau, dan Damian Mirip. Selain korban tewas, perang antara TNI-Polri dengan TPNPB-OPM juga menyebabkan dua orang terkena luka tembak. Salah satu korban bahkan merupakan anak, di bawah umur dewasa.
"Korban luka tembak antara lain AA Umur 15 tahun, siswa SMP Kelas IX dari desa Eknemba kena tembak di paha kanan. Kemudian Yulianis Duwitau kena tembak di baju dan saat ini dirawat," kata Samuel.
Perang di Papua ini juga mengakibatkan 29 rumah warga rusak parah akibat terbakar. Samuel menyebut pos kontak warga sipil di Intan Jaya bakal terus memperbaharui situasi terkini di lokasi akibat perang antara TNI-POLRI dan TPNPB. Sementara itu Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo belum membalas pesan Tempo untuk mengonfirmasi jumlah korban versi KontraS Papua tersebut.
Baca juga: Papua Siaga Tempur, Selandia Baru 'Melakukan Segalanya' Pastikan Keselamatan Pilot
Status TNI di Papua jadi Siaga Tempur
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan status di Papua ditingkatkan menjadi siaga tempur. Peningkatan status ini dilakukan setelah terjadinya serangan dari TPNPB-OPM yang menewaskan seorang prajurit TNI.
“Dengan kondisi ini, khususnya di wilayah tertentu kita ubah menjadi operasi siaga tempur,” kata Yudo dalam rekaman konferensi pers di Timika, Papua, Selasa, 18 April 2023.
Yudo mengatakan penerapan status ini mirip dengan yang dilakukan TNI di wilayah Natuna. Apabila di Natuna diterapkan operasi siaga tempur laut, maka di Papua dilakukan siaga tempur darat. Yudo berkata status siaga tempur hanya berlaku di sejumlah tempat dengan tingkat kerawanan tinggi. Peningkatan status ini, kata dia, dilakukan agar naluri bertempur prajurit terbangun.
Menurut Yudo, selama ini TNI menerapkan soft approach atau pendekatan lunak dalam menghadapi KKB dan dalam upaya pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Marthens. Soft approach dilakukan dengan cara komunikasi sosial dan operasi teritorial. Akan tetapi, pendekatan itu dinilai tidak efektif dalam menanggulangi eskalasi yang terjadi di sejumlah tempat di Papua.
Yudo mengatakan peristiwa serangan KKB terhadap Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna di Distrik Mugi-Mam, Nduga, Papua pada 15 April 2023 menjadi alasan peningkatan status ini.
Serangan itu menyebabkan 1 prajurit tewas dan 4 lainnya mengalami luka tembak. Yudo mengatakan awalnya satgas tersebut melakukan patroli karena mendengar kabar tentang keberadaan Philip. Satgas berangkat dengan harapan bisa bernegosiasi untuk pembebasan pilot asal Selandia Baru itu. Akan tetapi, menurut Yudo, pasukan itu justru ditembaki. “Belum sampai di lokasi justru dihadang dan diserang,” ujar Yudo.
Ia menyatakan peningkatan status ini tidak akan mengubah banyak strategi atau pendekatan yang dilakukan TNI di Papua. Pendekatan lunak, kata dia, akan tetap dilaksanakan. Penetapan status siaga tempur, kata dia, hanya dilakukan agar para prajurit lebih bersiap siaga.
Yudo mengatakan TNI juga tidak menambah jumlah prajurit yang ditugaskan di Papua. “Tidak ada penambahan pasukan, pasukan yang ada adalah pasukan rotasi yang menggantikan pasukan yang telah ditugaskan sebelumnya,” kata dia.
Pilihan Editor: Koalisi Sipil Desak Pemerintah Tempuh Jalur Damai Bebaskan Pilot Susi Air
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.