TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman memerintahkan evaluasi terhadap sistem pembinaan personelnya yang akan ditempatkan dalam operasi militer. Pernyataan ini disampaikan guna menanggapi kabar tewasnya sejumlah personel TNI dalam upaya pembebasan pilot Susi Air Philip Mark Marthens di Papua.
“KSAD memerintahkan seluruh jajaran TNI AD untuk terus menyiapkan pasukan guna mendukung segala bentuk tugas operasi sesuai dengan kebijakan Panglima TNI,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal TNI Hamim Tohari lewat keterangan tertulis, Senin, 17 April 2023.
Hamim mengatakan evaluasi secara menyeluruh dilakukan terhadap sistem pembinaan latihan bagi prajurit dan satuan yang akan ditugaskan untuk melaksanakan operasi militer. TNI AD, kata dia, juga akan mengamblil langkah strategis yang diperlukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, serta kewenangan yang ada pada TNI AD.
Sebelumnya, satuan tugas TNI dari Batalyon Infanteri Raider 321/Galuh Taruna diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Nduga, Papua pada Sabtu, 15 April 2023. Serangan dilakukan ketika satuan tugas tersebut sedang mendekati lokasi penyanderana pilot Philip. Philip telah disandera oleh KKB sejak 7 Februari 2023.
Jumlah korban dari pihak TNI dalam serangan ini masih belum bisa dipastikan. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan terdapat satu korban tewas, yakni Pratu Miftahul Arifin. Dia mengatakan Miftahul tewas setelah tertembak lalu jatuh ke dalam jurang sedalam 15 meter. Dia mengatakan perkembangan kondisi prajurit di lapangan masih sulit diketahui karena kendala komunikasi.
Sementara, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim menembak mati 9 prajurit TNI dalam serangan tersebut. Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan selain menewaskan prajurit, kelompoknya juga merampas 9 pucuk senjata.
Hamim mengatakan TNI AD berbelasungkawa terhadap tewasnya beberapa prajurit TNI. Dia mengatakan rentetan serangan yang dilakukan oleh KKB merupakan teror yang dilakukan kepada masyarakat maupun negara. “Serangan kemarin menjadi bukti dari kebiadaban Kelompok Separatis Teroris Papua yang terus menerus memberikan teror,” kata dia.
Pilihan Editor: Pratu Arifin Tewas Saat Operasi Pembebasan Pilot Susi Air, Ini Kronologinya