TEMPO.CO, Jakarta - Banjir di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesit Tengah yang telah berlangsung beberapa hari ini berdampak pada 2.335 keluarga yang tersebar di tujuh desa.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Morowali Utara Delvia parenta mengatakan banjir telah terjadi sejak Kamis, 5 April 2023 lalu dan hingga Sabtu kemarin belum surut.
Delvia mengatakan tujuh desa ang terdampak banjir adalah Desa Ulula'a, Togo, Sampalowo, Moleono, Onepute, Bunta dan Tompira. Hingga Sabtu, ketinggian air rata-rata 90 hingga 100 centimeter. Kondisi terkini, kata Delvia, banjir masih merendam pemukiman warga.
"Banjir terjadi sejak Kamis (5/4) dan hingga kini kondisi air masih tinggi," kata Delvia Parenta seperti dilansir dari Antara, sabtu, 8 April 2023.
Ia menjelaskan, tim SAR gabungan telah membantu proses evaluasi warga ke posko pengungsian yang telah didirikan Pemerintah Daerah. Tim juga mengevakuasi barang-barang berharga milik warga.
Dari peristiwa bencana hidrometeorologi ini, Pemda Morowali Utara telah melakukan langkah penanganan darurat di antaranya penyaluran bantuan logistik berupa bahan makanan, air bersih, dan perlengkapan tidur.
Pemda Morowali Utara juga telah mendirikan posko di masing-masing desa terdampak dengan membuka layanan pemeriksaan kesehatan.
"Sebagaimana instruksi Bupati, sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) telah mendirikan posko, di antaranya Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP), dan Dinas Pemadam Kebakaran," tuturnya.
Ia menambahkan, pihak lain juga telah ikut bergabung bersama Pemda setempat membantu penanganan banjir diantaranya relawan Palang Merah Indonesia (PMI), Tagana, TNI/Polri, dan potensi SAR lainnya.
Sesuai hasil asesmen lapangan, katanya, logistik masih menjadi kebutuhan mendesak, oleh karena itu pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan warga.
Pilihan Editor: Investor Baru akan Masuk ke Kawasan Industri Nikel Milik PT SEI di Morowali Utara