TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyambangi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, hari ini, Kamis, 6 April 2023. Yusril bercerita, salah satu topik yang dibahas mengenai pelaksanaan Pemilihan Umum 2024.
Yusril menyebut peta koalisi mulai terlihat, kendati masih cair. Adapun gagasan pembentukan koalisi besar, kata Yusril, disambut baik oleh PBB.
“Pak Prabowo mengatakan terbuka untuk kerja sama dan kami menyambut baik terbentuk koalisi yang sudah ada sekarang ini, termasuk juga gagasan membangun koalisi besar,” kata Yusril di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis, 6 April 2023.
Awal mula ide pembentukan koalisi besar
Gagasan pembentukan koalisi besar pertama kali mencuat dalam pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar pada 10 Februari 2023. Dalam pertemuan itu, keduanya membuka peluang peleburan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
Golkar merupakan bagian dari KIB bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN), sementara PKB merupakan bagian dari KIR bersama Partai Gerindra.
Wacana itu semakin menguat setelah Presiden Joko Widodo alias Jokowi memberikan restu dalam acara silaturahmi para pimpinan partai pendukung pemerintah di Kantor DPP PAN pada Ahad lalu, 2 April 2023. Jokowi menyatakan KIB dan KIR cocok jika dilebih menjadi satu. Dalam pertemuan itu, hanya PDIP yang tak hadir.
Pembentukan koalisi besar disebut sebagai manuver politik Jokowi untuk menekan PDIP agar mau menyerahkan penentuan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres dan Cawapres) kepada calon yang dia setujui. Jokowi kerap disebut mendukung agar Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpasangan pada Pilpres 2024.
Koalisi Besar disebut sebagai manifestasi demokrasi Indonesia
Yusril Ihza Mahendra menjelaskan, sedianya koalisi besar memang suatu hal yang ideal. Dia menyebut koalisi ini bentuk manifestasi demokrasi yang khas Indonesia dengan dilandasi rasa persaudaraan.
“Ada kegotongroyongan, tidak ada oposisi yang frontal, tapi kritik dan sikap kritis selalu ada,” kata dia.
Adapun Prabowo mengamini pendapat Yusril bahwa demokrasi Indonesia mesti bercirikan rasa kekeluargaan. Dia menyebut saling koreksi dan mengingatkan tetap bisa dilakukan tanpa menghujat maupun mengejek satu sama lain.
“Saya sudah sampaikan hendaknya politik kita itu politik di antara keluarga besar. Jadi demokrasi kita harus bercirikan kekeluargaan,” kata Prabowo.
Prabowo Subianto menyebut Gerindra akan intensif berkomunikasi dengan parpol lain jelang Pemilu, termasuk PBB. Menurut dia, silaturahmi dan komunikasi politik perlu dilakukan demi kepentingan bangsa dan negara.
“Sudah sepantasnya kita lebih intensif lagi melakukan komunikasi politik, silaturahmi politik, satukan pandanga, kemudian pengalaman, dan menyampaikan saran,” kata dia.