"Tahun ini sudah harus beres, karena ada target yang ditetapkan," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal Departemen Pendidikan Nasional Hamid Muhammad dalam temu wartawan di departemennya Jumat (17/4)
Pemerintah di tahun 2015 menargetkan bebas buta aksara. Catatan Departemen hingga akhir 2008 masih terdapat 9,7 juta penduduk yang buta aksara. Hamid mengakui angka ini ternyata banyak ditentang daerah-daerah. Jawa Tengah, misalnya angka Departemen menunjukkan 1,7 juta penduduknya buta aksara. "Tapi mereka mengklaim hanya 370 ribuan," jelas Hamid.
Masalah ini diakuinya masih menjadi kendala penghapusan buta aksara terutama untuk daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali dan Nusa Tenggara. Yogyakarta, ujar Hamid merupakan contoh daerah yang termasuk maju masalah pendataan. Daerahnya berhasil menurunkan jumlah penduduk buta aksara dari sembilan persen jadi dua persen. "Metode yang mereka gunakan mencatat by name dan by addres," tambahnya.
Departemen hanya mengakui data yang dikeluarkan Pusat Statistik Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Data dari Badan Penelitan, Hamid menuturkan sudah mendefinisikan kriteria buta aksara, maka hanya data ini yang valid sebagai jumlah penduduk yang buta aksara. Tahun ini Indonesia menargetkan angka buta aksara lima persen dari jumlah penduduk turun dari target 2008 yang mencapai 5,97 persen.
DIANING SARI