INFO NASIONAL -- Wakil Ketua MPR RI Sjarifuddin Hasan prihatin dengan penyanderaan pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens oleh kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB–OPM). Masalah ini telah berlangsung lebih dari satu bulan dan belum terlihat tanda-tanda akan selesai.
Meski begitu, ia mengapresiasi sikap tegas Panglima TNI Laksamana TNI Yudho Margono yang menolak bantuan asing menangani persoalan ini. Kini saatnya memastikan kapan pembebasan sandera dapat dilakukan.
“Masyarakat perlu tahu kapan hasilnya akan diketahui, karena informasi seperti ini juga perlu dikomunikasikan kepada masyarakat," kata Syarief Hasan di Yogyakarta pada Selasa, 21 Maret 2023.
Target pembebasan sandera, ia melanjutkan, sangat penting. Karena kalau dibiarkan, ulah KKB akan semakin meresahkan masyarakat. "Polisi dan TNI harus bekerja bersama menyelesaikan persoalan ini. Jangan sampai ulah terorisme di Papua ini semakin menjadi. Mereka sudah membuat rakyat tersakiti, keamanan terganggu bahkan keutuhan bangsa ikut terancam.”
Menurut anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu, pemerintah sudah cukup memberi kesempatan. Namun, bila kesempatan untuk menyerahkan sandera tak juga dituruti, pemerintah harus bersikap tegas.
"Kegiatan kelompok ini sudah sangat meresahkan. Mereka melakukan kekerasan terhadap aparat dan warga masyarakat. Mereka juga menembaki pesawat. Semua itu adalah tindakan yang tak bisa ditolerir lagi," kata Syarief Hasan.
Seperti diketahui, Pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Kapten Philips Max Mehrtens, menjadi korban penyanderaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Penyenderaan itu dilakukan setelah pesawatnya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua pada 7 Februari 2023. (*)